Namun, hal itu tidak mengurangi antusiasme warga. Gunungan tersebut menjadi rebutan warga yang menunggu di depan Kori Kamandoengan.
Insiden itu bermula saat gunungan Setri diarak kembali setelah didoakan di Masjid Agung. Sekitar sepuluh abdi dalem yang membawa gunungan menuju keraton berjalan cepat. Tiba di Kori Renteng, mendadak salah satu pikulan gunungan patah. Abdi dalem yang menyangga beban berat tak bisa menahan gunungan yang hendak roboh. Akhirnya, gunungan itu roboh dan isinya tercecer ke tanah.
Menurut Wakil Pengageng Sasono Wilopo KP Winarno, isi gunungan yang terbuat dari nasi kering berbentuk kerucut itu dinamakan rengginang. Melihat kejadian tersebut, warga yang mengikuti arak-arakan masih menahan diri, sehingga ceceran masih bisa diambil dan dibawa menuju halaman keraton.
Sampai di sana, puluhan warga sudah menanti untuk berebut. Mereka langsung menyerbu begitu gunungan diletakkan tepat di tengah halaman. Dalam sekejap, gunungan setinggi dua meter itu ludes tak tersisa.
"Alhamdulillah, nunggu mulai pukul 08.00 tadi gak sia-sia. Saya dapat tiga rengginang. Minta berkah dari yang Mahakuasa," ujar Surati Nanas, 54, warga Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari.
KP Winarno tak mempermasalahkan insiden tersebut. Menurut dia, itu menandakan acara adat budaya Jawa dari Keraton Kasunanan masih lestari. Antusiasme warga membuat prosesi grebeg berlangsung meriah. "Gak masalah. Sampai ada insiden kecil, itu berarti kan budaya turun-temurun ini masih ada dan terus dilestarikan," tuturnya.
Prosesi grebeg diikuti prajurit keraton berseragam lengkap bersama abdi dalem. Tampak beberapa wisatawan asing mengikuti grebeg. Pusaka-pusaka kuno keraton juga diarak menuju Masjid Agung. (adi/mas/jpnn/c5/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersangka Korupsi Proyek Irigasi Bebas Berkeliaran
Redaktur : Tim Redaksi