Pilgub Jabar 2018: Mesra dengan Golkar, PDIP Mulai Goda PPP

Senin, 25 Desember 2017 – 09:21 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Wakil Sekjen PDIP Eriko Sotarduga Sitorus. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - PDI (PDI) Perjuangan masih membuka komunikasi politik dengan partai lain sebelum menentukan calon pasangan yang mereka usung di pemilihan gubernur Jawa Barat atau Pilgub Jabar 2018.

Partai banteng siap berkompromi dan tidak akan memaksakan diri meminta posisi sebagai calon gubernur. Mereka membuka peluang bagi semua partai untuk merapat.

BACA JUGA: Airlangga Hartarto Pimpin Golkar, Kursi Emil Dardak Digoyang

Wasekjen DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga menyatakan, partainya bisa mengusung sendiri calon yang diinginkan. Sebab, pihaknya di DPRD mempunyai 20 kursi. Jumlah itu sudah memenuhi syarat untuk mengusulkan pasangan calon sendiri. Namun, partai banteng tetap ingin berkoalisi dengan partai lain untuk menjadikan Jabar lebih baik. "Semua partai kami ajak bicara,’’ kata Eriko, Minggu (24/12).

Salah satu partai yang semakin intens berkomunikasi dengan PDIP adalah Partai Golkar. Sebenarnya, sejak awal dua partai tersebut berkomunikasi untuk bersama-sama menghadapi pilkada. Mulai tingkat bawah, baik DPC, DPD, maupun DPP, terus berkoordinasi dengan partai beringin.

BACA JUGA: Pengurus Golkar Kompak, Segera Cari Pengganti Rita Widyasari

Namun, Partai Golkar tiba-tiba mengalihkan dukungan dan memutuskan mendukung Ridwan Kamil alias RK. ’’Bukan kadernya sendiri,’’ katanya.

Saat ini, kata Eriko, partainya terus berbicara dengan partai yang berkuasa saat orde baru tersebut. Menurut evaluasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan beberapa kali pilkada di Jabar, PDIP selalu mendapat hasil terbaik ketika berkoalisi dengan Partai Golkar. Berdasar evaluasi tersebut, PDIP bisa kembali bekerja sama dengan partai yang mempunyai warna kebanggaan kuning itu.

BACA JUGA: Pilgub Jabar 2018, PKB Ancam Tinggalkan Ridwan Kamil

Anggota DPR RI tersebut menerangkan, pihaknya tidak akan memaksakan diri untuk mendapatkan posisi calon gubernur. Bisa juga sebagai calon wakil gubernur. Kompromi politik tentu akan dijalankan.

Hal itu sangat bergantung pada lobi-lobi yang dilaksanakan. Yang pasti, lanjut dia, hubungan partainya dengan Golkar semakin erat. ’’Kami tidak tahu siapa yang nanti diusung menjadi calon gubernur,’’ paparnya.

Eriko mengatakan, Partai Golkar tampaknya akan kembali mencalonkan kadernya sendiri. Siapa pun yang diputuskan nanti tentu menjadi kewenangan internal Golkar. Apakah PDIP akan mendukung jika Partai Golkar mengusung Dedi Mulyadi? Legislator asal dapil DKI Jakarta II itu menuturkan, pihaknya masih menunggu keputusan Golkar. ’’Kami akan berbicara lagi nanti,’’ ungkapnya.

Selama ini ada beberapa tokoh yang menjadi perhatian PDIP. Baik dari internal maupun eksternal. Dari internal, ada nama Puti Guntur Seokarnoputri, anggota DPR RI, dan Bupati Majalengka Sutrisno. Dari eksternal, ada mantan Kapolda Jabar Anton Charliyan dan Dedi Mulyadi, ketua DPD Partai Golkar yang juga Bupati Purwakarta.

Dia menambahkan, hasil komunikasi politik dan nama calon gubernur Jabar diumumkan sebelum 8 Januari. Sebab, pada 8 atau 10 Januari partainya melakukan pendaftaran serempak.

Selain dengan Partai Golkar, dia mengajak PPP untuk bergabung bersama dengan PDIP. Koalisi tersebut akan semakin bermanfaat untuk rakyat Jabar. ’’Kami sangat terbuka dengan teman-teman PPP,’’ paparnya. (lum/c15/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Tak Berminat Gabung Gerindra Usung Sudrajat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler