jpnn.com, SEMARANG - Pakar politik dari Universitas Diponegoro (Undip) M Yulianto menilai keputusan PDI Perjuangan menduetkan Ganjar Pranowo-Taj Yasin dalam Pilgub Jateng 2018 memberi keuntungan bagi para penantang.
Salah satu penyebabnya adalah nama Taj Yasin belum terlalu dikenal masyarakat Jawa Tengah.
BACA JUGA: Sah, Partai NasDem Juga Ikut Dukung Ganjar-Yasin di Jateng
Padahal, pria yang karib disapa Gus Yasin itu merupakan putra sesepuh PPP KH Maimoen Zubair.
"Sebagai upaya menyatukan kaum abangan dan santri, mereka sebenarnya bukanlah pasangan yang ideal," kata Yulianto kepada Jawa Pos.Com, Minggu (7/1).
BACA JUGA: Demokrat Yakin Ganjar Pranowo tak Terlibat Kasus e-KTP
Dia menambahkan, Gus Yasin kalah populer dibanding sosok-sosok berlatar belakang santri seperti Gus Yusuf maupun Marwan Jafar.
“Jadi, ini masih hanya mengandalkan kekuatan partai PDIP," sambung Yulianto..
BACA JUGA: Jateng Provinsi Gede, Ganjar Merasa Perlu Dukungan SBY
Menurut Yulianto, rivalitas Ganjar-Taj Yasin dengan Sudirman Said yang diusung sebagai calon gubernur oleh Gerindra, PAN, dan PKS, makin memanas.
Tinggi rendahnya persaingan, sambung Yulianto, bakal ditentukan oleh pemilihan nama cawagub yang baru dimumumkan Senin (8/1).
"Kans Sudirman (memenangi pilgub) semakin bertambah itu dilihat dari figur cawagubnya. Sebaiknya mempertimbangkan keputusan politik yang bisa mewakili kalangan NU yang lebih luas dari Gus Yasin," tegas Yulianto. (gul/jpc/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganjar Yakin Pilkada Jateng Bakal Diwarnai Black Campaign
Redaktur & Reporter : Ragil