jpnn.com, JAKARTA - Langkah DPP Partai Golkar yang lebih memilih mengusung Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jawa Barat dibanding Dedi Mulyadi dikhawatirkan menimbulkan perpecahan di tubuh partai berlambang pohon beringin tersebut.
Pasalnya, Dedi merupakan kader partai, bahkan saat ini menjabat Ketua DPD Golkar Jawa Barat. Selain itu telah membuktikan kemampuannya memimpin Kabupaten Purwakarta dalam dua periode terakhir.
BACA JUGA: Golkar Usul Gubernur DKI Jakarta Ditunjuk Presiden
Sementara Kang Emil, bukan merupakan kader dan baru satu periode memimpin Kota Bandung.
"Jadi bukan tidak mungkin terjadi perpecahan di tubuh partai berlambang pohon beringin tersebut, disebabkan perbedaan aspirasi antara suara di akar rumput (grasroot) dengan pengurus pusat (DPP Golkar) dan pengurus DPD Golkar Jawa Barat," ujar pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago di Jakarta, Selasa (14/11).
BACA JUGA: Kang Emil Ingin Bebas Memilih Pendamping di Pilgub Jabar
Pangi mengemukakan pandangannya, apalagi sebelumnya Golkar disebut-sebut bakal mengusung Kang Dedi. Namun, perubahan sikap baru kemudian terjadi di tengah jalan, menunjukkan adanya potensi perpecahan.
"DPP Golkar tentu punya alasan dan pertimbangan mengapa tak mengusung kader internalnya. Antara lain, alasan popularitas, akseptabilitas dan elektibilitas yang kurang begitu mengembirakan terhadap Kang Dedi," ucapnya.
BACA JUGA: Muncul Desakan Munaslub Lengserkan Setnov, Ini Respons Idrus
Alasan lain, bisa saja kata Pangi, didasari faktor yang tak terpublikasi ke publik. Misalnya alasan finansial, kalau mengusung Dedi Mulyadi mungkin kantong pengurus menjadi kering karena tidak ada setoran mahar. Bisa juga karena Dedi bukan bagian dari gerbong Ketua Umum DPP Golkar, Setya Novanto.
"Dugaan saya, bisa juga karena Kang Dedi kurang piawai dan mahir melobi dan mengunci figur serta tokoh sentral atau elite penentu di DPP Golkar,” ucap Pangi.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting ini menduga, alasan Golkar memilih Kang Emil bisa juga berdasarkan faktor lain. Misalnya, berpikir realistis walaupun pada saat yang sama melakukan blunder politik.
"Misalnya, Golkar tidak percaya dengan benih rahim kaderisasinya sendiri. Ini salah satu pemantik terjadi perpecahan di tubuh Golkar, sehingga kader Golkar DPD Jawa Barat belum tentu all out habis mendukung Ridwan Kamil. Apalagi ada kabar Ridwan Kamil akan bergabung menjadi kader Golkar. Akar rumput Golkar, terutama di Jawa Barat, tentunya akan semakin memanas," pungkas Pangi.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Resmi Ditinggal Golkar, Dedi Mulyadi Tetap Maju Pilgub Jabar
Redaktur & Reporter : Ken Girsang