Pilih Klub Angola karena Kesamaan Bahasa

Senin, 16 Januari 2012 – 16:29 WIB
Rivaldo
Keputusan Rivaldo menerima pinangan klub Angola Kabuscorp membuatnya telah bermain di empat benua, yakni Amerika, Eropa, Asia, dan Amerika. Apa motivasinya di usia yang sudah 39 tahun?

==================================

Bintang sepak bola gaek membela klub kaya Timur Tengah, memperkuat klub Major League Soccer (MLS), atau hijrah ke Tiongkok. Itu sudah biasa. Alasannya jelas, gaji tinggi dan fasilitas yang menjanjikan dari klub peminat.

Lagi pula, di beberapa negara itu memang memiliki kompetisi yang sedang berkembang dan klubnya sedang jor-joran mendatangkan pemain bintang agar meningkatkan kualitas kompetisi. Atau paling tidak supaya lebih diperhatikan media dunia.
   
Tetapi, keputusan Rivaldo rada nyeleh. Dia memutuskan menerima pinangan klub Angola Kabuscorp. Jangankan di Afrika, di Angola saja klub ini tidak punya reputasi hebat. Mereka baru naik ke kasta teratas pada 2008 lalu.

Namun, Rivaldo punya alasan. "Saya menerima tawaran dari beberapa negara, tapi saya memilih Angola karena memiliki bahasa yang sama. Saya juga suka dengan proyek mereka," bilang Rivaldo, seperti dikutip Soccernet.

Ya, Angola sama dengan Brazil, sama-sama menggunakan bahasa Portugal sebagai bahasa nasional. "Saya juga selalu menjadi juara di setiap negara tempat saya bermain. Saya selalu memberikan yang terbaik di klub tempat saya bernaung. Makanya, saya percaya diri. Saya yakin akan bahagia dan sukses di Kabuscorp dan Angola," kata Rivaldo.

Soal usia, Rivaldo memang seharusnya sudah pensiun. Selepas tidak diperpanjangnya kontrak di Sao Paulo, Rivaldo memutuskan angkat kaki. Dia sempat menawarkan diri ke klub Serbia Partizan Belgrade dan klub Belgia KRC Genk, tetapi ditolak.

Meski sudah berumur, tetapi dengan reputasinya sebagai pemain terbaik dunia 1999, Rivaldo masih banyak diminati. Sejatinya, Partizan nyaris saja menggaet Rivaldo. Bahkan, para pendukung Partizan sudah menggalang 13 ribu tanda tangan dukungan, tapi sang presiden Dragan Duric menolaknya.

Rivaldo sendiri belum punya rencana gantung sepatu meski sudah berumur. "Saya memang berpisah dengan Sao Paulo, tapi saya belum menyatakan selamat tinggal kepada sepak bola. Saya masih punya banyak ambisi yang tertinggal. Saya hanya berharap bisa gantung sepatu pada akhir 2012," kata Rivaldo.

Sebelum Sao Paulo, Rivaldo sempat membela klub tempatnya mengawali karir Mogi Mirim. Klub yang berkompetisi di level Paulista itu sempat dibelanya sebentar. Bahkan, di sana dia juga berstatus sebagai presiden klub.

"Sekian lama di luar negeri. Saya memang ingin menghabiskan waktu bermain di Paulista membela Mogi Mirim, di mana saya juga berstatus sebagai presiden. Saya anggap ini sebagai tantangan dan juga bersenang-senang," katanya.

Sekalipun dianggap sudah habis, tetapi Kabuscorp punya pandangan berbeda. Mereka menyakini kehadiran Rivaldo bisa menghadirkan pengalaman baru. Itu bisa dibagi dengan para pemain lokal mereka.   

"Kami memutuskan menggaet Rivaldo karena kami sedang membangun tim. Semua tim di Angola sedang berkembang dan ingin melakukan sesuatu. Kami tidak boleh berada di belakang mereka. Kami punya pemain level dunia," kata Bento Kangamba, presiden Kabuscorp. (ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lawatan Sarat Tekanan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler