Pilih Mana, Aset Kripto Stabil atau yang Volatil?  

Senin, 17 Mei 2021 – 19:08 WIB
Aset kripto berjenis stablecoin. Foto: Xaurius Token

jpnn.com, JAKARTA - Banyak orang yang enggan berinvestasi di aset kripto karena volatilitas harganya sangat tinggi. 

Seperti Dogecoin (DOGE), harganya naik sangat cepat jelang Elon Musk hadir dalam acara Saturday Night Live (SNL) di stasiun TV NBC, Amerika Serikat. 

BACA JUGA: Aset Kripto Ethereum Capai Harga Tertinggi Sepanjang Sejarah, Sebegini Nilainya...

Setelah acara berakhir dan Elon membincangkan soal aset itu, harga DOGE malah anjlok gila-gilaan. Kemudian tak sampai 48 jam, naik cepat lagi.

Harga aset kripto yang naik-turun cepat memang tidak sesuai untuk semua orang, apalagi bagi pemula.

BACA JUGA: Harga Aset Kripto Ethereum Tembus Rp40 Juta

Ada ribuan aset kripto sejak 2008. Namun, tak semuanya volatil. Ada yang berkategori stablecoin misalnya emas ataupun dolar AS.

"Disebut stablecoin, karena harganya tidak naik dan turun secara cepat dalam kurun waktu tertentu. Dan karena menggunakan teknologi blockchain, jadi dapat ditransfer secara mudah, cepat dan cakupannya global,” ujar Nicco D Lawrence, Direktur PT Xaurius Asset Digital di Jakarta, Selasa (12/5).

BACA JUGA: Aset Crypto Menggiurkan, Wamendag: Ini Peluang Besar

Nicco mencontohkan aset kripto Xaurius Token (XAU) yang diterbitkan oleh pihaknya berjenis stablecoin. Hal itu memungkinkan, karena harga 1 unit XAU dipatok dengan harga emas dari Antam. 

"Seperti aset kripto lainnya, XAU bisa disimpan di e-wallet, yang mendukung blockchain Ethereum dan Binance Smart Chain," imbuh Nicco.

Xaurius sendiri memastikan audit cadangan emas dilakukan setiap 3 bulan secara rutin oleh auditor independen. “Hasilnya pun diterbitkan secara terbuka,” kata Nico. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler