Pilih Rasional, Golkar dan Hanura Pantau Tren Publik

Senin, 16 Januari 2012 – 07:37 WIB

JAKARTA - Soal capres 2014, Partai Golkar dan Partai Hanura, memang termasuk yang sudah punya jago. Golkar berancang -ancang mencapreskan ketua umum, Aburizal Bakrie yang biasa disapa Ical. Partai Hanura pun mendorong maju ketua umumnya, Wiranto.

Meski begitu, keputusan final yang akan diambil kedua partai itu nantinya tetap akan rasional. Artinya, tingkat elektabilitas, baik Ical, maupun Wiranto, akan menjadi pertimbangan utama.

Ketua DPP Partai Golkar Firman Soebagyo mengatakan jajaran Golkar di daerah memang sudah bulat mendorong Aburizal Bakrie sebagai capres. Usulan tersebut telah resmi diterima DPP saat rapat pimpinan beberapa waktu lalu dan akan ditindaklanjuti secara serius.

"Untuk pencalonan presiden perlu popularitas dan eklektabilitas. Ini menjadi tugas partai untuk mensosialisasikan figur Pak Ical," kata Firman di Jakarta, kemarin (15/1).

Firman menegaskan dari sisi kemampuan, Ical sudah tidak diragukan lagi. Keberhasilan memimpin Kamar Dagang dan Industri (Kadin) periode 1999 -2004 menjadi salah satu buktinya.

Di awal reformasi, lanjut dia, ketika ekonomi Indonesia terpuruk dan banyak pemilik perusahaan yang lari ke luar negeri meninggalkan utang, Ical tetap bertahan dan membawa Group Bakrie kembali survive. "Artinya, Pak Ical memiliki tanggungjawab moral yang besar," ujarnya.

Menurut dia, presiden Indonesia mendatang harus punya kemampuan dan kapabilitas mengelola tatanan ekonomi nasional. Bukan lagi sebatas menjual ideologi politik.

Kalau popularitas dan elektabilitas Ical setelah disosialisasikan cukup memadai, kata Firman, Partai Golkar punya konsekuensi untuk mencapreskannya secara resmi. Namun, ketika itu tidak signifikan, keputusan final soal capres diserahkan sepenuhnya kepada Aburizal Bakrie. "Sekarang mumpung baru 2012 awal, partai punya waktu dua tahun unutk sosialisasi," tegasnya.

Ketua DPP Partai Hanura Yuddy Chrisnandi juga mengisyaratkan hal yang sama. Pada akhirnya, Hanura juga akan menentukan sikapnya secara rasional. "Biarlah nanti rakyat yang memutuskan pilihannya," katanya.

Sekedar mengingatkan, Wiranto sebelumnya sempat muncul dalam dua kali pilpres. Yang pertama, pilpres 2004, di mana Wiranto yang diusung Golkar berduet dengan Salahuddin Wahid. Tak lolos ke putaran dua, Wiranto "Salahuddin Wahid hanya memperoleh 22,1 persen. Yang kedua, pilpres 2009, Wiranto digandeng Partai Golkar yang mengusung Jusuf Kalla. Di luar prediksi, pasangan ini hanya mendapatkan 12,4 persen suara.

Yuddy menyampaikan dalam Rakernas Hanura Desember 2010 lalu, seluruh jajaran daerah melalui pandangan umumnya mengajukan Wiranto supaya bersedia kembali menjadi capres. "Hingga sekarang Pak Wiranto belum menjawab keinginan tersebut dan akan menjawabnya pada saat yang tepat," kata penulis buku Hubungan Sipil-Militer di Indonesia dan Kesaksian Para Jenderal, itu.

Saat ini, lanjut dia, Partai Hanura masih fokus pada konsolidasi partai untuk bisa eksis sebagai salah satu partai pemenang Pemilu 2014. Hanura berusaha menembus berapapun nilai parliamentary threshold yang akan ditetapkan di UU Pemilu.

"Dengan memperhatikan situasi kebangsaan saat ini, Hanura berkeyakinan sosok Wiranto pantas untuk diusung menjadi Capres 2014," tandasnya. (pri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadel Tegaskan tak Berminat Maju di Pilgub DKI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler