Pilihan Istana Tunjuk Sutarman Dianggap Tepat

Senin, 30 September 2013 – 11:53 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Langkah Komisaris Jenderal Polisi Sutarman sepertinya bakal mulus menduduki kursi tertinggi di Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Pasalnya sebagian besar anggota Komisi III yang akan menguji kelayakan dan kepatutan Jenderal bintang tiga itu rata-rata berpandangan positif.

"Kali ini pilihan Istana (ke Sutarman) tepat, sisi kepangkaktan, pendidikan, penugasan, jam terbang, sangat memadai," anggota Bambang Soesatyo, anggota Komisi III DPR, Senin (30/9).

BACA JUGA: Sutarman Dinilai Pantas Jadi Kapolri

Menurut politikus Partai Golkar itu, Sutarman yang kini menjabat Kabareskrim Polri tak punya banyak catatan negatif, kecuali ada yang janggal dalam penanganan kasus politisi Partai Demokrat Andi Nurpati, terkait dugaan kecurangan Pemilu.

"Itu pernah dibawa ke komisi III dan II. Ini meruncingkan hubungan Polri-MK. Kita mendengar informasi akurat, kalao AN (Andi Nurpati) tersangka tapi akhirnya dianulir. Ini PR (pekerjaan rumah) Pak Tarman," kata Bamsat -sapaan akrab Bambang Soesatyo.

BACA JUGA: Penggantian Kapolri Dituding Bernuansa Politik

Soal rekening gendut para jenderal Polisi, Bamsat menganggap dugaan rekening tak wajar yang dimiliki Komjen Sutarman sudah tuntas dan sudah ada klarifikasi soal itu dari yang bersangkutan. Kendati demikian Bamsat menilai amsih perlu ada ketegasan dari PPATK maupun KPK.

"Tapi tetap perlu penegasan PPATK dan KPK, apakah rekening Sutarman wajar atau ada kejanggalan. LHKPN dia kan taun lalu sekitar Rp 4 miliar, sekarang Rp 5 miliar. Nah, peningkatan ini ada yang janggal atau tidak. Yang punya kewenangan mendalami itu PPATK dan KPK untuk buka itu," kata dia.  

BACA JUGA: Sudah Sehat, Mantan Presiden PKS Disidang Lagi

Terkait anggapan sejumlah pihak bahwa prestasi Sutarman kurang menonjol, Bamsat sebaliknya. Menurutnya Sutarman masih lebih unggul dibanding kandidat lain.

"(Sutarman) ini catatannya lebih baik dibanding catatan calon lain, lebih mending. Ini mengimbangi Panglima TNI yang angkatan 1981. Ini mungkin pertimbangan Presiden supaya panglima-panglima bisa jadi satu bahasa. Terutama mengamankan Pemilihan legislatif dan Pilpres," ujarnya.

Bamsat juga berpesan pada Sutarman, bahwa dia harus bisa mengembalikan kepercayaan diri Polri yang sekarang berada di titik nadir akibat maraknya kasus penembakan, lalu penyerangan Polsek. Di sini diminta ketegasan Sutarman.

"Tarman harus tegas dan ketegasannya diperlukan. Tarman harus buat polisi menjadi polisi rakyat bukan polisi Istana, dia harus netral juga dalam Pileg dan Pilpres," tegas Bamsat. (fat/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Periksa Direktur Utama PT Kernel Oil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler