jpnn.com, JAKARTA - Direktur Executive Politician Academy, Bonggas Adhi Chandra memastikan penyelenggaran Pilkada 2020 di tengah pandemi covid-19 berdampak pada perubahan metode kampanye dari konvensional ke digital. Calon kepala daerah dituntut menyajikan konten visual yang kreatif.
Menurut Bonggas, meski Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI tidak bisa melarang apabila ada kampanye yang bersifat tatap muka langsung, namun para peserta pilkada perlu memahami terkait protokol kesehatan yang harus diterapkan. Kalau tidak, dikhawatirkan malah menimbulkan konflik yang tidak diinginkan.
BACA JUGA: Komite I DPD Desak Pilkada 2020 Dibatalkan
Bonggas menjelaskan tidak ada lagi model kampanye dengan menggelar acara musik hingga jalan sehat.
Dia memprediksi kampanye kreatif akan membanjiri media sosial (medsos). Alasannya, ruang interaksi sosial untuk kampanye terbatasi akibat pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Prof Jimly Sebut Ada Problem Internal Parpol yang Lahir di Era Reformasi
Di tengah kondisi Covid-19 yang masih menyerebak, peserta pemilu diupayakan untuk melakukan kampanye secara daring. Oleh karena itu, kampanye secara tatap muka langsung menjadi pilihan. Namun, ada sejumlah aturan yang mesti dipahami.
“Misalnya, pembatasan kapasitas orang dalam sebuah ruangan. Kemudian menjaga jarak, menggunakan masker, membawa hand sanitizer, face shield bila diperlukan dan tentu yang lain-lain ya terkait dengan protokol kesehatan. Perkumpulan virtual ini yang disebut dengan teori komunikasi itu dengan peradaban layar,” ujar Bonggas kepada wartawan di kantor Politician Academi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (24/8/2020).
BACA JUGA: Inilah Daftar Nama 20 Perwira Tinggi TNI yang Naik Pangkat Termasuk Sekretaris Utama BNPT
Setiap pemilih dapat dengan mudah menyaksikan visi misi calon pemimpin daerah melalui gawai sehingga tidak perlu lagi menggelar kampanye dengan jumlah massa besar yang berpotensi terjadi penularan covid-19.
Bonggas menyarankan calon kepala daerah membuat kreativitas melalui tanda tagar di medsos yang menunjukkan identitas calon. Tagar yang kreatif diyakini dapat membuat nama calon menjadi perbincangan teratas di medsos, seperti Twitter hingga Youtube.
"(Kesuksesan) peradaban layar itu ditentukan oleh tim kreatifnya para tim suskes (calon kepala daerah)," tutur dia.
Tim kreatif juga dapat mengangkat isu yang santer di tengah masyarakat sebagai bumbu kampanye virtual. Pembahasan mesti dilakukan konsisten dari awal hingga akhir.
"Kalau sudah menjadi opini publik ini akan (menjadi) keuntungan," kata dia.
Berangkat dari kondisi tersebut, Politician Academy sebagai konsultan politik yang menjadi partner kandidat kepala daerah dan kandidat anggota legislatif sejak 2017, menawarkan konten kreatif yang dibutuhkan para Pasangan Calon (Paslon) di Pilkada Serentak 2020 dalam melakukan kampanye secara visual.
“Kami sudah membuat panduan lengkap untuk keperluan kampanye secara visual dalam bentuk VCD dan USB,” tandas Bonggas.(fri/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Friederich