'Pilkada Seharusnya Pesta, Kok di Jakarta Kayak Mau Perang?'

Selasa, 18 Oktober 2016 – 08:59 WIB
Ilustrasi: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 adalah pesta demokrasi. Sehingga seluruh masyarakat Ibu Kota harus menyambut dengan suka ria.

Tidak perlu saling serang panas memanasi seperti mau perang.

BACA JUGA: Jangan Remehkan Militansi Pendukung Ahok!

"Pemilu adalah pesta demokrasi. Namanya pesta ya seneng-seneng. Tapi di Jakarta ini hawanya, pemilu kok malah seperti mau perang," kata Ketua Forum Komunikasi Ulama dan Masyarakat (Forkum) Gus Sholeh MZ saat menjadi pembicara "Dialog Kebangsaan Peran Serta Tokoh Agama Kita Ciptakan Pilgub DKI Aman & Damai" di Jakarta, Senin (17/10). 

Oleh karena itu Gus Sholeh meminta agar semua masyarakat Jakarta yang multi etnis, suku dan agama untuk mencintai perdamaian. Karena semua adalah milik Indonesia tanpa dibatasi etnis, suku dan agama. 

BACA JUGA: Gerbong Djan Faridz Bakal Mendapat Tempat di Timses Ahok-Djarot

Gus Sholeh pun meminta agar oknum yang memanfaatkan Pilgub DKI Jakarta untuk memprovokasi karena jika terjadi kerusuhan yang rugi adalah masyarakat juga.

"Kita ingin semua cinta perdamaian. Kita ini adalah milik orang Indonesia. Jangan semua memanas-manasi. Kalau sudah rusak siapa yang rugi," tegasnya. 

BACA JUGA: Mas Agus Merasa Punya Kemiripan dengan Jenderal AH Nasution

Terkait penistaan agama yang diduga dilakukan salah satu kandidat, Gus Sholeh menuturkan, saat ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyelesaikannya.

Oleh karena itu pihak-pihak yang tidak berkepentingan untuk tidak memperkeruh dengan mengeluarkan pernyataan. 

Karena saat ini ada pengamat dan ulama dadakan yang memberikan pernyataan yang vulgar.

"Jangan semuanya ikut bicara. Saat ini pengamat dan ulama dadakan yang provokatif. Akibatnya Pilgub DKI Jakarta menjadi panas. Jangan sampai rugi. Kita tetap Indonesia. Kalau sudah terbakar maka kita yang rugi," papar dia. 

Dalam dialog ini hadir juga sejumlah narasumber lainnya yakni KH DR Moh Monif, DR Hana Amalia, DR Y.W Junardy, Roy Marten, Mbah Didik Swapranata, KP Norman, Eq Edysa Girsang dan Samuel Lengkey. (wok/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Verifikasi Faktual, Ratusan KTP Dukungan Langsung Dicoret


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler