jpnn.com, JAKARTA - Karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memberi waktu sebulan pemerintah untuk merombak susunan direksi perusahaan plat merah itu. Jika tidak, karyawan dan pilot akan mogok massal.
Ketua Umum Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia (Sekarga) Ahmad Irfan Nasution menilai jumlah direksi yang sekarang delapan orang perlu diperamping lagi menjadi enam direktur saja.
BACA JUGA: Keluhkan 3 Masalah, Pilot Garuda Ancam Mogok
Yakni direktur utama, teknik, operasi, marketing, keuangan, serta direktur pelayanan. ”Harapannya ada RUPS lagi untuk menghilangkan direktur kargo dan SDM,” ungkap dia.
Direktur kargo dianggap tidak diperlukan karena sebelumnya unit kargo hanya dipimpin oleh pejabat setingkat vice president. Lataran Garuda tidak memiliki pesawat khusus kargo atau freighter aircraft. Keberadaan direktur kargo sejak 2016 dinilai membebani biaya organisasi.
BACA JUGA: Garuda Indonesia Tanggapi Aksi Pilot dan Serikat Karyawan
Irfan berharap pemerintah bisa memenuhi permintaan dari para karyawan. Bila tidak maka mereka akan mengancam akan mogok masal. Mereka memberi waktu 30 hari untuk menggelar RUPS. Dia memastikan bahwa ancaman mogok itu akan dilakukan bila tidak ada perubahan direksi. ”Enam tahun lalu sudah porak poranda hanya setengah hari mulai jam 00.00 sampai jam 11.00,” kata dia.
Jajaran direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. sebenarnya belum lama ini berganti. Jajaran direksi yang baru hasil RUPS pada 19 April adalah Direktur Utama Pahala N. Mansury, Direktur Operasi Triyanto Moeharsono, Direktur Teknik I Wayan Susena, Direktur Umum dan SDM Linggarsari Suharso, Direktur Niaga Domestik Nina Sulistyowati, Direktur Kargo dan Niaga Internasional Sigit Muhartono, Direktur Layanan Nicodemus P. Lampe, serta Direktur Keuangan & Manajemen Resiko Helmi Imam Satriyono.
BACA JUGA: Sekarga dan APG Diminta Jangan Korbankan Hak Konsumen
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengapresiasi atas masukan yang disampaikan oleh rekan-rekan Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG). Direktur Umum & SDM Sari Suharso berharap rekan-rekan serikat dapat turut mendukung upaya manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
“Kami percaya sinergi bersama antara manajemen dan serikat dapat berdampak signifikan dalam upaya perbaikan kinerja perusahaan,” katanya.
Menurutnya, sikap Garuda tersebut sejalan dengan dinamika bisnis yang terus berjalan. Ia mengungkapkan manajemen juga menyadari bahwa APG dan Sekarga (Serikat Karyawan Garuda) juga memiliki komitmen dan kesadaran bersama atas keberlangsungan bisnis perusahaan untuk tersu berkembang.
“Kami membuka ruang seluas-luasnya kepada rekan rekan Sekarga dan APG untuk berdiskusi dan bermusyarah terkait concern rekan rekan terkait perkembangan dan keberlangsungan perusahaan", ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa kegiatan operasional penerbangan akan tetap berlangsung secara normal. Garuda Indonesia telah melakukan langkah langkah mitigasi untuk mengantisipasi kondisi tersebut. “Manajemen senantiasa akan mengedepankan komitmen keselarasan hubungan industrial yang baik. Manajemen juga berharap serikat dapat terus mendukung iklim kerja yang kondusif bagi perusahaan khususnya ditengah-tengah tantangan persaingan bisnis yang semakin ketat,” urai Sari.
Perseroan juga juga terus mengembangkan berbagai model bisnis dalam memaksimalkan potensi pasar. Salah satunya dilakukan melalui utilisasi pasar kargo sehingga diperlukan direktorat kargo. Sebab, saat ini persaingan dan tantangan di industri penerbangan kian kompetitif. Sepanjang 2017 Garuda Indonesia berhasil mengangkut 446.8 ribu ton angkutan kargo melalui lini usaha kargo udara.
Naik sebesar 7,4 persen dibandingkan tahun 2016. Pendapatan kargo Garuda Indonesia tahun 2017 juga meningkat sebesar 8,2 persen menjadi USD 237,1 juta. Pihaknya juga menegaskan, pengangkatan direksi Garuda Indonesia sesuai hasil RUPST merupaka kewenangan penuh pemegang saham dan Kementerain BUMN. Dalam hasil RUPST 2018 pemegang saham telah mengakomodir tuntutan serikat untuk mengurangi jumlah direksi.
Perusahaan kode dagang GIAA ini telah meniadakan posisi direktur produksi dan mengangkat direktur operasi serta direktur teknik. “Sejalan dengan ekspansi bisnis yang dijalankan perusahaan,” imbuhnya. Pada 2017, GIAA berhasil membukukan pendapatan operasional sebesar USD 4.2 Miliar atau meningkat 8,1 persen dibandingkan tahun 2016.
Kapasitas produksi sebesar 13 persen – 15 persen yang ditunjang optimalisasi rute dan peningkatan kapasitas armada. Perseroan juga meningkatkan utilitas pesawat pada tahun 2017 sebesar 9 jam 36 menit ditargetkan menjadi 10 jam 24 menit pada 2018. Garuda Indonesia juga terus memaksimalkan kinerja operasional yang sempat terdampak akibat force majeur erupsi Gunung Agung.
Sehingga harus dilakukan penyesuaian secara masif pada sistem penugasan kru dan pesawat pada akhir tahun 2017. Namun demikian saat ini kondisi operasional perusahaan sudah berlangsung kondusif. Bahkan capaian tingkat ketepatan waktu sempat menyentuh angka diatas 90 persen pada periode peak season akhir tahun lalu. Pada 2018 GIAA menargetkan OTP mencapai 91 persen.
Garuda Indonesia juga berhasil menekan tren kerugian dari 1Q-2017 sebesar USD 99.1 juta menjadi USD 38.9 pada 2Q-2017. Garuda Indonesia juga telah berhasil membukukan laba operasi sebesar USD 61.9 juta pada periode 3Q-2017 (diluar tax amnesty dan extraordinary items sebesar USD 145 juta). Jumlah itu naik 216,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Staf Khusus III Kementerian BUMN Wianda Pusponegoro mengatakan pihaknya menghargai aspirasi dari semua pihak. “Untuk bersama semua pihak kita mendukung kerja manajemen Garuda. Juga selalu memonitor agar kinerja perusahaan dapat bertumbuh kontinu dan performa terus meningkat,” ucapnya. (jun/vir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Garuda Indonesia Resmikan Penerbangan Denpasar - Mumbai
Redaktur & Reporter : Soetomo