Prediksi tersebut dikemukakan pendiri Institute Presiden Imdonesia (IPI), Cristianto Wibisono saat bedah buku karya Roy BB Janis berjudul "Soeharto Murid Soekarno" di ruang wartawan gedung DPR, Senayan Jakarta, Selasa (23/10).
Hadir di acara ini antara lain Roy BB Janis, pengamat politik Syamsudin Haris, dan Ketua Fraksi Gerindra MPR Martin Hutabarat.
Cristianto mengatakan, pertarungan Prabowo dan Pramono Edy akan sangat ketat. Tapi siapa pemenangnya tergantung bagaimana keduanya mengelola harapan rakyat.
Di tempat yang sama, Roy BB Janis selaku penulis buku menceritakan perbandingan kepemimpinan Soekarno dan Soeharto. Yang intinya Soeharto banyak memgambil ajaran Bung Karno, dan memodifikasikannya untuk kepentingan melanggengkan kekuasaan Soeharto yang sering disebut jaman Orde Baru. Padahal dimasa Soeharto itu sebenarnya tidak ada yang baru.
Ketua Umum Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) itu menyebut, ada tiga klasifikasi murid yaitu yang pandai, yang bodoh dan nakal. "Soeharto adalah termasuk murid yang nakal dan melawan sang guru yakni Soekarno demi untuk mengejar kekuasaan," kata Roy, yang juga mantan politisi PDI Perjuangan.
Sementara itu Syamsudin Haris yang juga memberi pengantar buku Roy ini mengatakan, ada perbedaan esensial Soeharto dan Soekarno, meskipun keduanya memiliki kemampuan memimpin luar biasa. Soekarno sangat nasionalis, menjunjung kemandirian, dan anti liberalisme.
"Sebaliknya, Soeharto malah sangat akrab dengan liberalisme dengan membuka seluas-luasnya investasi asing, sehingga banyak aset negara berupa sumber daya alam yang hingga kini dikuasai asing," kata Syamsudin Haris.
Martin Hutabarat mengatakan, ketokohan dan kepemimpinan Soeharto dan Soekarno bisa dipelajari dan diambil hikmahnya untuk kepemimpinan mendatang. Namun mengenai peluang Prabowo, dia mengatakan survei yang terus menempatkan Prabowo diurutan pertama memperlihatkan keinginan rakyat untuk mendapatkan sosok pemimpin yang tegas dan mampu membangkitkan kejayaan Indonesia. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prioritaskan Pemekaran di Daerah Tertinggal
Redaktur : Tim Redaksi