Pilpres 2024, Peneliti Utama BRIN: Momentum Tepat Puan Maharani Maju Capres

Senin, 31 Oktober 2022 – 05:32 WIB
Peneliti Utama Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Dr. Siti Zuhro (tengah) saat menjadi narasumber dalam diskusi Politik Indonesia Point bertajuk “Saatnya Presiden Perempuan Lagi” di Jakarta, Sabtu (29/10). Foto: Dok. Politik Indonesia Point

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Utama Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Dr. Siti Zuhro merespons positif munculnya nama Puan Maharani sebagai salah satu calon presiden (Capres) potensial pada Pilpres 2024 mendatang.

Menurut Siti Zuhro, Puan Maharani sudah punya pengalaman cukup panjang dalam bidang politik serta terbilang matang. Oleh karena itu, Pilpres 2024 adalah saat yang tepat untuk Puan maju ke tahapan yang lebih tinggi sebagai presiden.

BACA JUGA: Kiat Puan Aspekraf & Rumah Sandiuno Semarakkan Peringatan Sumpah Pemuda

Lebih dari itu kehadiran Puan Maharani adalah kerinduan banyak perempuan di Indonesia yang menginginkan kepemimpinan nasional dikendalikan perempuan.

Menurut siti, dengan jumlah mayoritas penduduk adalah perempuan maka sangat wajar jika perempuan harus turun gunung untuk mengambil alih kepemimpinan nasional.

BACA JUGA: Elektabilitas Ganjar, Prabowo & Anies Bersaing Ketat, Mbak Puan? Hmmm

“Momentum Ibu Puan Maharani adalah saat ini. Ibarat buah, beliau sudah matang pohon. Jadi, sudah saatnya. Beliau toh bukan ujug-ujug muncul,” ungkap Siti saat menjadi narasumber dalam diskusi Politik Indonesia Point bertajuk “Saatnya Presiden Perempuan Lagi” di Jakarta, Sabtu (29/10).

Siti menilai awal sekali Puan sebagai menjadi anggota partai dulu, maju sebagai anggota DPR RI, Ketua Fraksi, Menteri dan saaat ini Ketua DPR RI perempuan pertama, maka waktunya untuk jadi presiden.

BACA JUGA: Pesan Puan Maharani untuk Generasi Muda Indonesia: Singkirkan Sikap Manja!

“Saya dukung beliau maju apalagi sebagai sesama perempuan, saya dukung perempuan jadi presiden. Itu sikap saya,” tegas Siti Zuhro.

Menurut Siti, masyarakat khususnya perempuan harus memiliki preferensi politik untuk memilih calon presiden sesama perempuan.

Hal itu bukan tanpa alasan, karena sekian lama perempuan belum mendapat tempat yang betul terbuka luas di masyarakat untuk menjadi pemimpin.

"Sebab sesungguhnya kemampuan perempuan itu tidak kalah bahkan bisa jauh melampaui laki-laki. Saya selalu senang jika ada perempuan yang maju jadi Calon Presiden seperti Ibu Puan. Maka harusnya perempuan Indonesia mendukung dengan semangat perempuan dukung sesama perempuan,” ucapnya.

Lebih dari itu pemimpin perempuan memiliki keunggulan tersendiri antara lain memiliki kepekaan emosional, empati dan simpati yang baik, sangat deteil, dan kehalusan Budi bahasanya membuat banyak persoalan bisa teratasi dengan baik.

"Hal lain adalah banyak persoalan selama ini terkait perempuan seperti kekerasan, ketimpangan, kematian ibu dan anak, stunting atau gizi buruk, atau perlakuan diskriminatif itu akan lebih mudah diatasi oleh sesama perempuan karena dia paham dengan baik kondisi dan persoalannya. Apa yang jadi persoalan perempuan itu butuh sentuhan perempuan,” kata Siti.

Dia memberi contoh soal keberpihakan Puan pada isu kekerasan seksual, stunting dan kesempatan kerja untuk perempuan  yang pada saat Puan menjadi Menko PMK dan Ketua DPR RI saat ini keberpihakannya sangat jelas.

“Saya membayangkan soal-soal seperti ini akan sulit diatasi jika bukan oleh perempuan itu sendiri. Jadi, sangat wajar dan sudah saatnya kita memang harus punya presiden perempuan termasuk Ibu Puan tentunya," ucap Siti.

Jangan Terkecoh Hasil Survei

Siti juga mengingatkan masyarakat perlu jeli memilih pemimpin dan tidak mudah terkecoh dengan hasil survei yang menjajakan popularitas dan elektabilitas.

“Saya sampaikan itu menyesatkan jika kita memilih hanya karena hasil survei. Kalau perkaranya popularitas itu banyak artis yang terkenal, tetapi apakah bisa presiden tolok ukurnya itu? Tentu tidak,” terangnya.

“Sangat disayangkan ukuran kita adalah survei. Kita perlu berhitung betul soal kualitas pemimpin, sejauh mana keberpihakannya, rekam jejaknya, komitmen dia untuk kebangasaan. Orang seperti Ibu Puan memiliki kualitas dan kapasitas serta rekam jejak jelas. Bahwa di survei hasilnya rendah itu tidak boleh jadi ukuran,” tegas Siti.

Dia malah menyarankan Puan tetap tampil apa adanya secara alamiah saja tanpa embel-embel yang tidak perlu dan bersifat kosmetika semata.

“Jangan paksa beliau untuk turun ke gorong-gorong. Itu bukan beliau. Biarkan saja tampil apa adanya, alamiah saja, just be your self, tidak usah tiru orang," kata Siti.

Siti meyakini PDI Perjuangan sebagai partai yang menaungi Puan memiliki mesin partai yang mampu menyosialisasikan Puan secara masif kepada masyarakat.

“Saya sangat yakin situasi akan berbeda begitu PDI Perjuangan resmi mencalonkan beliau, itu mesin partai akan bekerja dan penerimaan terhadap Ibu Puan pasti akan lebih bagus dari saat ini," ucapnya.

Bagi Siti pemimpin perempuan bukan saja sudah saatnya tetapi sudah seharunya Indonesia punya presiden perempuan pada Pemilu 2024.

"Perempuan perlu menentukan nasibnya sendiri dan jangan lupa perempuan adalah kekuatan politik besar saat ini yang menurut saya sangat wajar dan masuk akal jika sesama perempuan mendukung Capres perempuan juga. Ini modal besar Ibu Puan tinggal beliau melakukan pendekatan terus-menerus dengan komunikasi yang efektif. Saya yakin beliau mampu memenangi hati semua perempuan di Indonesia," kata Siti.

Pada kesempatan yang sama Ketua Seknas Puan Maharani Presiden (PMP), Firman Tendry Masengi mengajak masyarakat untuk memastikan pada Pemilu 2024 Indonesia punya Presiden Perempuan pertama yang dipilih secara langsung.

"Kita ingin presiden perempuan pertama yang dipilih langsung, bukan karena warisan administratif. Dan itu saya yakin ada pada Ibu Puan Maharani. Rumusnya sederhana, nasib perempuan ditentukan oleh perempuan itu sendiri," pungkas Firman.(fri/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler