jpnn.com, KAIRO - Pilpres Mesir 2018 jadi ajang pembuktian dominasi petahana Abdel Fattah El Sisi. Seperti telah diprediksi sejak jauh-jauh hari, dia berhasil mempertahankan jabatan untuk empat tahun ke depan tanpa perlawanan berarti.
Senin malam (2/4) hasil resmi pilpres Mesir diumumkan. Sisi pun berpidato di hadapan para pendukungnya tidak lama setelah dia resmi dideklarasikan sebagai pemenang pilpres.
Dalam kesempatan itu, Sisi berterima kasih kepada rakyat karena telah memilihnya lagi.
BACA JUGA: Gratis 11 Menit Telepon Setiap Gol dari Mohamed Salah
Pemimpin 63 tahun itu menganggap kemenangannya sebagai bukti solidnya persatuan bangsa. Karena itu, dalam pemerintahan berikutnya nanti, dia bakal berfokus kepada stabilitas bangsa.
Dia juga berjanji tidak akan pilih kasih. Sebab, deklarasi kemenangannya Senin malam itu telah menjadikannya presiden bagi seluruh rakyat Mesir. Termasuk golongan oposisi.
BACA JUGA: Duel Jelang Piala Dunia 2018: Ronaldo Vs Salah
Ketua National Election Authority (NEA) Lasheen Ibrahim melaporkan bahwa Sisi mengantongi lebih dari 21,8 juta suara. Itu setara dengan 97,08 persen.
Sedangkan Moussa Mustafa Moussa, pesaingnya, mendapat 656.534 suara atau sekitar 2,9 persen saja. Namun, angka kehadiran pemilih dalam pilpres kali ini lebih rendah ketimbang pada 2014. ’’Partisipasi pemilih hanya 41,5 persen,’’ kata Ibrahim.
BACA JUGA: Cara Wakil Afrika di PD 2018 Keluar dari Masalah Finansial
Sejak Senin malam hingga kemarin, Selasa (3/4), para pendukung Sisi merayakan kemenangan jagoannya. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga mengucapkan selamat kepada Sisi.
Melalui sambungan telepon, tokoh 71 tahun tersebut juga menegaskan kembali kerja sama strategis dua negara. ’’Dua pemimpin sepakat melanjutkan hubungan baik,’’ terang perwakilan Gedung Putih kepada Reuters.
Bersamaan dengan itu, laporan-laporan kecurangan pilpres bermunculan. Salah satu di antaranya, ancaman.
’’Saya memutuskan untuk tidak menggunakan hak pilih. Tetapi, pada akhirnya, saya ke TPS juga karena diancam denda jika tidak ikut memilih,’’ kata Mohammed Mustafa, pemuda 26 tahun, asal Kairo, kepada Associated Press. Dendanya, menurut dia, berkisar USD 28 atau sekitar Rp 384 ribu. (hep/c4/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mesir dan Saudi Sepakat Bangun Megacity Non-Syariat di Sinai
Redaktur & Reporter : Adil