Pimpin Apersi, Junaidi Bertekad Tingkatkan Profesionalisme Organisasi

Senin, 19 Desember 2016 – 23:36 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Junaidi Abdillah terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia 2016-2010 pada Musyawarah Nasional Apersi kelima di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat (16/22) malam. 

Junaidi terpilih secara aklamasi setelah kandidat lainnya Vidi Sufiadi, mundur dari pencalonan. Junaidi menggantikan Eddy Ganefo yang kini menjabat ketua umum Kamar Dagang dan Industri.

BACA JUGA: Subsidi Pelanggan Listrik 900 VA Segera Dicabut

Pengusaha properti yang sukses di Jawa dan Kalimantan itu sebelumnya juga didukung oleh DPD Apersi Kalbar untuk maju sebagai ketua umum.  

Pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, ini, mengatakan, sudah menyiapkan berbagai program unggulan untuk membawa Apersi lebih baik ke depan.

BACA JUGA: 72 Ribu Unit Lagi, Target Gaikindo Terpenuhi

Dia menjelaskan, profesionalisme organisasi akan terus ditingkatkan dengan program-program berbasis teknologi informasi. Menurut dia, informasi berbasis IT itu diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi untuk memudahkan anggota bertukar informasi permasalahan yang dihadapi.

"Di antaranya bidang perizinan, maketing, manajemen properti, perbankan, tertib administrasi keanggotaan dan sertifikasi pengembang," kata Junaidi Senin (19/12) di Jakarta.

BACA JUGA: Jalur Jakarta-Bandung Semakin Macet, Moda Transportasi Ini Layak Jadi Alternatif

Junaidi menambahkan, sinergi Apersi dan pemerintah juga perlu ditingkatkan. Menurut dia, persoalan perumahan rakyat merupakan masalah dan tanggung jawab bersama sehingga diperlukan kerja sama banyak pihak untuk mengatasinya.

"Kalau saya  bisa katakan secara pribadi wajib hukumnya merumahkan rakyat. Itu tentunya dibutuhkan kerjasama yang lebih baik antara pemerintah, perbankan, pengembang, dan masyarakat itu sendiri," katanya.

Dia pun tidak memungkiri bahwa masih terjadi backlog atau selisih pasokan dan permintaan rumah. Namun dia menegaskan, perlu data, rumusan dan kriteria yang jelas soal backlog itu.

"Kalau memang backlog tinggi kenapa faktanya serapan tidak sesuai harapan. Ini berarti ada miss di antara pemangku kepentingan," katanya.

Selain itu, dia juga menilai persoalan backlog terjadi karena masalah pendapatan terutama masyarakat berpenghasilan rendah tidak mengalami kenaikan.

"Pendapatan masyarakat tidak sebanding dengan harga rumah yang melonjak. Makanya perlu dipikirkan pola subsidi yang tepat," ujar Junaidi.

Dia menegaskan, Apersi lebih fokus pada rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Junaidi optimis bisa mensukseskan penyediaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Tak lupa, dia mengusulkan kepada pemerintah agar memberikan perhatian dan ruang lebih kepada masyarakat  berpenghasilan tidak tetap.

"Mungkin inilah data di antara masyarakat yang paling banyak membutuhkan rumah," papar dia.

Junaedi juga berjanji menuntaskan masalah dan kendala bagi pengembang di daerah untuk memenuhi kebutuhan rumah masyarakat. Serta mensukseskan program pemerintah dalam mendorong sejuta rumah untuk masyarakat.

“Kami akan terus fokus untuk memenuhi kebutuhan rumah masyarakat terutama di daerah-daerah,” ungkapnya.  (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gajah Tunggal Komitmen Pasok Ban Berkualitas untuk Blue Bird


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler