jpnn.com, MOJOKERTO - Ika Puspitasari resmi dilantik menjadi Wali Kota Mojokerto oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (10/12).
Ning Ita, panggilan akrab Ika Puspitasari, dilantik bersama Wakil Wali Kota Achmad Rizal Zakaria untuk memimpin Kota Mojokerto selama lima tahun mendatang.
BACA JUGA: Besok, Srikandi Pemimpin Baru Kota Mojokerto Dilantik
”Ada banyak pekerjaan rumah menanti. Kami langsung setel kencang, tidak ada waktu bersantai atau syukuran, langsung fokus kerja. Kami sudah konsolidasi beberapa bulan sebelum pelantikan untuk memetakan masalah dan solusi di lapangan, jadi setelah ini langsung gerak,” ujar wanita berjilbab berusia 39 tahun itu seusai dilantik.
Aktivis Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu mengatakan, ada sejumlah isu yang menjadi fokus kerjanya, mulai pemantapan infrastruktur, pengembangan ekonomi kreatif berbasis UMKM, dan pembangunan pariwisata berkarakter budaya Majapahit.
”Dari hal-hal itu ada banyak turunan program yang akan kami kebut, misalnya soal infrastruktur, fokusnya adalah pengendalian banjir,” ujar Ita.
Untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Ita ingin mengereknya sehingga bisa bersaing dengan produk perusahaan raksasa. “Pemasaran UMKM kami dorong online, pengemasan kami fasilitasi, dan teknologinya kita bantu termasuk kami akan libatkan kampus dan LIPI untuk mengintroduksi teknologi yang bisa mengerek kinerja UMKM,” papar alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga tersebut.
Ning Ita juga memberi titik tekan pada pengembangan pariwisata dengan mengangkat kejayaan Majapahit. Kota Mojokerto ke depan mengusung semangat kebangkitan masa keemasan Majapahit.
“Majapahit bukan hanya Pulau Jawa dan Indonesia. Tapi menjangkau lebih dari sepertiga Asia Tenggara. Kebesaran tersebut menginspirasi Kota Mojokerto. Kota Mojokerto secara geografis memang kecil, tapi punya semangat yang besar seperti semangat kebesaran Majapahit,” ujarnya.
Terkait pendidikan, sejumlah inovasi telah disiapkan. Di antaranya memacu pendidikan anak-anak muda melalui berbagai macam beasiswa. ”Silakan pilih mau kuliah di kampus mana, nanti dibiayai Pemkot Mojokerto,” ujarnya.
Inovasi pelayanan publik pun tak luput dari perhatian. Keberadaan mal pelayanan publik (Graha Mojokerto Service City) akan dioptimalkan. ”Kami juga siapkan sistem pengaduan semua permasalahan warga. Ada standar operasionalnya, harus dalam waktu cepat tertangani,” ujarnya.
Ning Ita menambahkan, untuk bisa menerapkan terobosan-terobosan itu, dia memerlukan dukungan warga Kota Mojokerto. Selain itu, dia belajar dari tokoh seperti Gubernur Jatim Soekarwo (Pakde Karwo), Ketua Muslimat NU yang juga Gubernur Jatim terpilih Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan sejumlah kepala daerah lain.
“Pakde Karwo punya konsep Jatimnomics dengan pertumbuhan inklusif dan pro-UMKM. Bu Khofifah sosok cerdas, mampu membangun partisipasi ketika menjalankan kepemimpinan. Model-model partisipatoris itulah yang akan saya jalankan di Kota Mojokerto,” jelasnya.
”Bu Risma punya pendekatan teknologi informasi sangat bagus dalam manajemen kota, tentu saya tidak akan malu untuk belajar,” pungkas Ita. (adk/jpnn)
Redaktur : Tim Redaksi