Pimpin Pertemuan Bilateral AZEC dan Pemerintah Jepang, Menko Airlangga Tegaskan Hal Ini

Rabu, 21 Agustus 2024 – 17:09 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto memimpin pertemuan bilateral AZEC Indonesia-Japan Joint Task Force Steering Committee dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Saito Ken dan Ketua Dewan Direksi Japan Bank of International Cooperation (JBIC) Tadashi Maeda. Foto: Dokumentasi Humas Kemenko Perekonomian

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto memimpin pertemuan bilateral antara Asia Zero Emission Community (AZEC) Indonesia-Japan Joint Task Force Steering Committee dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Saito Ken dan Ketua Dewan Direksi Japan Bank of International Cooperation (JBIC) Tadashi Maeda.

Dalam pertemuan tersebut, Menko Airlangga selaku Ketua Steering Committee Joint Task Force menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Jepang atas kemajuan yang telah diraih sejak AZEC Indonesia-Japan Joint Task Force dibentuk pada tahun lalu guna mendorong investasi sektor swasta untuk mempercepat transisi energi dan ekonomi hijau di Indonesia.

BACA JUGA: Menko Airlangga Sebut Indonesia Siap jadi Pemain Utama di Era Artificial Intelligence

Melalui forum tersebut, telah dilaksanakan enam Expert Group Meeting yang diadakan untuk mengidentifikasi peluang hingga mencari solusi secara bersama-sama atas tantangan investasi di bidang transisi energi.

Berdasarkan hasil dari rangkaian pertemuan tersebut, telah teridentifikasi sejumlah proyek potensial yang dikategorikan dalam tiga kategori berdasarkan kesiapan proyek.

BACA JUGA: Menko Airlangga Ungkap 4 Modal Besar Ekonomi yang Harus Terus Dijaga

Menko Airlangga menyebutkan pada kategori I, terdapat proyek-proyek komersial yang siap dilaksanakan, antara lain proyek panas bumi Muara Laboh dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Legok Nangka.

Pada kategori II, terdapat proyek-proyek potensial yang sudah siap dikomersialkan namun masih dalam tahap studi kelayakan atau feasibility study, seperti proyek pengelolaan lahan gambut dan proyek jaringan transmisi Jawa-Sumatera.

BACA JUGA: Menko Airlangga Pastikan Pemerintah Terus Dorong Kemajuan Industri Pupuk di Indonesia

Kemudian pada kategori III, terdapat sekitar 74 MoU maupun inisiatif yang perlu diidentifikasi dan dipelajari lebih lanjut.

"Potensi investasi yang telah teridentifikasi dari kategori ini akan ditingkatkan kembali ke kategori kedua dan kategori pertama,” papar Menko Airlangga dalam pertemuan tersebut.

Menko Airlangga juga menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk terus memfasilitasi proses debottlenecking guna mempercepat pelaksanaan proyek terkait sejumlah tantangan yang muncul dalam pengembangan proyek.

Dia juga menyampaikan komitmen dalam mendukung fasilitasi atas investasi pada proyek-proyek potensial lainnya, seperti pada produksi Crude Coconut Oil (CCO) untuk Sustainable Fuel Aviation (SFA), pembangkit listrik tenaga panas bumi, pembangkit listrik tenaga air, produksi amonia hijau dan hidrogen hijau, penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCU/CCUS), serta biomassa dan potensi investasi lainnya.

Di akhir pertemuan, Menko Airlangga menyampaikan harapan agar kerja sama AZEC ini dapat menghadirkan iklim yang mendukung pengembangan pembiayaan hijau di Indonesia, baik melalui pengembangan platform keuangan yang kolaboratif untuk memobilisasi investasi domestik maupun internasional.

Selain itu, menciptakan instrumen keuangan yang inovatif maupun dengan mekanisme berbasis pasar yang efektif seperti melalui perdagangan karbon dan sistem perdagangan emisi.

Dalam kegiatan ini, Menko Airlangga didampingi Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani dan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi. (mrk/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler