Menko Airlangga Ungkap 4 Modal Besar Ekonomi yang Harus Terus Dijaga

Jumat, 16 Agustus 2024 – 21:53 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memimpin konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat (16/8). Foto: Dokumentasi Humas Kemenko Perekonomian

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan ada empat modal besar pertumbuhan ekonomi yang harus terus dijaga.

Ke-4 modal besar tersebut, yakni modal fisik, modal manusia, modal natural, dan modal sosial.

BACA JUGA: Terima Tanda Kehormatan dari Presiden, Menko Airlangga: Terima kasih

Menko Airlangga menyampaikan hal tersebut dapat dicapai dengan peningkatan konektivitas melalui pengembangan infrastruktur transportasi dan logistik, perbaikan tata kelola peningkatan kapasitas SDM yang lebih holistik.

Berikutnya mendorong perlindungan bagi seluruh tenaga kerja, optimalisasi insentif untuk transisi energi yang lebih ramah lingkungan, serta peningkatan kepatuhan dan transparansi dalam pengungkapan terkait perubahan iklim (carbon related).

BACA JUGA: Menko Airlangga Pastikan Pemerintah Terus Dorong Kemajuan Industri Pupuk di Indonesia

Kemudian juga dilakukan melalui optimalisasi kerangka strategi perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat serta perbaikan dan peningkatan kualitas institusional yang didukung oleh ketahanan nasional dan stabilitas politik.

“RAPBN 2025 dan RKP 2025 ini dengan tema yang diusung, yakni akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Menko Airlangga.

BACA JUGA: Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Antisipasi Bencana Secara Efektif dan Berkesinambungan

Menko Airlangga menyampaikan itu saat memimpin konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat (16/8).

Dia menyampaikan memasuki paruh kedua tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan optimisme dan konsistensi, seiring peningkatan daya saing yang didukung oleh efisiensi bisnis dan pemerintah.

Hal ini mencerminkan keberhasilan reformasi struktural serta sejalan dengan hasil asesmen berbagai lembaga rating internasional yang menilai perekonomian Indonesia masih atraktif.

Bahkan, asesmen terbaru dari S&P yang melengkapi hasil seluruh Sovereign Credit Rating memperlihatkan Indonesia berada satu tingkat di atas Level Investment Grade.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2025 juga diperkirakan akan sedikit membaik dibandingkan tahun 2024, dengan tingkat inflasi yang mulai memperlihatkan penurunan.

“Tingkat kemiskinan ekstrem terus menurun ke angka 0,83 persen per Maret 2024, mendekati target nol persen di 2024," sebut Menko Airlangga.

Kemudian, lanjut Menko Airlangga, tingkat pengangguran juga turun ke 4,82 persen pada Februari 2024, dan juga jumlah yang bekerja meningkat 3,55 juta orang periode Februari 2023 ke Februari 2024.

Meskipun perekonomian global masih diliputi ketidakpastian yang tinggi, perekonomian Indonesia masih memiliki daya tahan yang baik dengan didukung realisasi pertumbuhan yang kuat dan relatif tinggi dibandingkan negara lain. 

Pada kuartal kedua 2024, perekonomian Indonesia masih tumbuh kuat sebesar 5,05 persen (yoy), dan lebih baik dibandingkan banyak negara lainnya, seperti China (4,7 persen), Rusia (4 persen), Singapura (2,9 persen), Amerika Serikat (2,8 perswn), Italia (0,9 persen), dan Uni Eropa (0,75 persen).

Tingkat inflasi Indonesia pada Juli 2024 yang tercatat sebesar 2,13 persen (yoy) juga berada dalam kisaran sasaran 2,5 persen ± 1 persen, dan lebih rendah dibandingkan negara-negara, seperti Iran (32,23 persen), Laos (26,11 persen), Pakistan (11,10 persen), Belgia (3,65 persen), dan Korea Selatan (2,55 persen).

“Surplus perdagangan juga terus berlanjut, di bulan Juli ini USD 472 juta, dan ini melanjutkan catatan surplus selama 51 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” ungkap Menko Airlangga.

Menko Airlangga juga mengemukakan beberapa strategi pemerintah ke depan dalam menjaga fundamental ekonomi yang kuat.

Mulai dengan merevitalisasi mesin ekonomi konvensional melalui beberapa program unggulan, seperti Kartu Prakerja, UU Cipta Kerja, PSN, KEK, serta aksesi OECD dan CPTPP. 

Selanjutnya dengan mengembangkan mesin ekonomi baru melalui pemanfaatan digitalisasi dan utilisasi AI, menyiapkan talenta digital, pengembangan pusat data, transisi energi, hilirisasi, penguatan ekosistem EV, serta inisiasi industri semikonduktor.

“Tentu kita masih melakukan kegiatan di bidang perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat melalui program KUR, program makan siang bergizi gratis, dan rehabilitasi sekolah,” tambah Menko Airlangga. (mrk/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler