JAKARTA--Perjuangan gerilyawan Kesultanan Sulu merebut kembali Sabah dari tangan Malaysia, tampaknya, bakal berakhir. Raja Muda Agbimuddin Kiram, pemimpin tentara Kesultanan Sulu di Sabah yang juga adik Sultan Sulu Jamalul Kiram III, ditemukan tewas. Jasad Agbimuddin ditemukan aparat Malaysia di Kampung Tanjung Batu bersama jenazah Haji Musa, salah seorang jenderal kelompok Sulu, serta sejumlah anggota lainnya.
Pemimpin Kepolisian Sabah Datuk Hamza Taib menyatakan, setidaknya terdapat 15 jenazah lain yang sudah dimakamkan di lokasi penemuan tersebut. "Ada banyak jenazah yang dikuburkan dalam satu liang lahad dan makam lain di dekatnya. Pasukan kami akan terus mencari," tutur Taib sebagaimana dilansir The Star Selasa (12/3).
Musa adalah panglima perang Sulu yang berposisi di bawah Agbimuddin Kiram. Dia bertugas memimpin di medan tempur, sedangkan Agbimuddin bertindak sebagai ahli strategi. Menurut Taib, Musa adalah mantan komandan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) yang dipimpin Nur Misuari.
Penduduk desa sekitar menyebutkan, anak kepala Desa Tanduo menikah dengan putri Haji Musa. Haji Musa yang berusia akhir 60-an memiliki banyak kerabat di Lahad Datu dan kerap mengenakan seragam pasukan Sulu berpangkat brigadir jenderal.
Mayat-mayat anggota Sulu yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Lahad Datu untuk divisum. Beberapa hari sebelumnya, sembilan jasad kelompok bersenjata Sulu ditemukan dikubur dalam satu lubang setelah baku tembak pada 6 Maret lalu. Hingga kini jumlah korban tewas di pihak Sulu dilaporkan mencapai 54 orang. Dari pasukan Malaysia, 8 orang menjadi korban sejak perang pecah pada 1 Maret lalu.
Memasuki tahap akhir Operasi Daulat yang dilancarkan aparat Malaysia, 52 sekolah di Lahad Datu mulai beroperasi lagi setelah libur panjang sejak 4 Maret lalu. Dari pantauan koran ini, siswa-siswa tampak antusias diantar orang tua mereka. Guru-guru mereka mengantar pulang hingga depan gerbang sekolah.
Iskandar Sholeh, orang tua siswa sekolah kebangsaan Lahad Datu yang bernama Aisyah, menyatakan senang sekolah kembali berjalan normal. "Masih ada cemas sedikit. Tapi, karena banyak polis, ya tidak apa-apa," ungkapnya.
Kota juga mulai bergairah dan berangsur normal. Kemacetan panjang bahkan terjadi di pusat kota. "Ini sudah macam hari-hari biasa," kata Salim, sopir mobil sewa yang setiap hari menemani koran ini meliput di Felda Sahabat. (rdl/c5/oki)
Pemimpin Kepolisian Sabah Datuk Hamza Taib menyatakan, setidaknya terdapat 15 jenazah lain yang sudah dimakamkan di lokasi penemuan tersebut. "Ada banyak jenazah yang dikuburkan dalam satu liang lahad dan makam lain di dekatnya. Pasukan kami akan terus mencari," tutur Taib sebagaimana dilansir The Star Selasa (12/3).
Musa adalah panglima perang Sulu yang berposisi di bawah Agbimuddin Kiram. Dia bertugas memimpin di medan tempur, sedangkan Agbimuddin bertindak sebagai ahli strategi. Menurut Taib, Musa adalah mantan komandan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) yang dipimpin Nur Misuari.
Penduduk desa sekitar menyebutkan, anak kepala Desa Tanduo menikah dengan putri Haji Musa. Haji Musa yang berusia akhir 60-an memiliki banyak kerabat di Lahad Datu dan kerap mengenakan seragam pasukan Sulu berpangkat brigadir jenderal.
Mayat-mayat anggota Sulu yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Lahad Datu untuk divisum. Beberapa hari sebelumnya, sembilan jasad kelompok bersenjata Sulu ditemukan dikubur dalam satu lubang setelah baku tembak pada 6 Maret lalu. Hingga kini jumlah korban tewas di pihak Sulu dilaporkan mencapai 54 orang. Dari pasukan Malaysia, 8 orang menjadi korban sejak perang pecah pada 1 Maret lalu.
Memasuki tahap akhir Operasi Daulat yang dilancarkan aparat Malaysia, 52 sekolah di Lahad Datu mulai beroperasi lagi setelah libur panjang sejak 4 Maret lalu. Dari pantauan koran ini, siswa-siswa tampak antusias diantar orang tua mereka. Guru-guru mereka mengantar pulang hingga depan gerbang sekolah.
Iskandar Sholeh, orang tua siswa sekolah kebangsaan Lahad Datu yang bernama Aisyah, menyatakan senang sekolah kembali berjalan normal. "Masih ada cemas sedikit. Tapi, karena banyak polis, ya tidak apa-apa," ungkapnya.
Kota juga mulai bergairah dan berangsur normal. Kemacetan panjang bahkan terjadi di pusat kota. "Ini sudah macam hari-hari biasa," kata Salim, sopir mobil sewa yang setiap hari menemani koran ini meliput di Felda Sahabat. (rdl/c5/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Capriles- Maduro Saling Umbar Optimisme di Pilpres Venezuela
Redaktur : Tim Redaksi