Kepada wartawan di Jakarta, Rabu (22/12), Kepala Biro Humas Bank Indonesia (BI), Difi Johansyah mengatakan, pada 2007, posisi PLN dari perusahaan induk dan afiliasi hanya sebesar 27,2 persen
BACA JUGA: Pemerintah Siap Ganti Gagal Panen Petani
"Namun per Oktober 2010, telah menjadi 36,5 persen dari total posisi pinjaman luar negeri swasta," kata Difi.Peningkatan tersebut, ungkap Difi, mengindikasikan bahwa di tengah ketidakseimbangan pemulihan ekonomi global, perusahaan induk masih menaruh kepercayaan kepada anak perusahaan di Indonesia, untuk memanfaatkan tingginya permintaan domestik
"PLN dari perusahaan induk dan afiliasi relatif lebih fleksibel, dan dapat di-roll over apabila dana masih diperlukan untuk pengembangan usaha
BACA JUGA: Waspadai Iklim Ekstrem, Pemerintah Keluarkan Dua Inpres
Selain itu, tidak tertutup kemungkinan pembayaran pinjaman tersebut akan dijadwal ulang (rescheduling), apabila pihak debitor mengalami kesulitan likuiditas," jelasnya.Peranan kreditor induk dan afiliasi, kata Difi lagi, terutama terjadi pada PLN swasta non-bank
BACA JUGA: Penyerapan Belanja Negara Rendah
"Pada Oktober 2010, pangsa kreditor induk dan afiliasi terlihat semakin besar (33,2 persen) dibandingkan tahun-tahun sebelumnyaHal ini mengindikasikan bahwa resiko tekanan pembayaran di sektor swasta non-bank semakin menurun," ungkapnya(afz/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Pangan Terus Naik, Inflasi Tak Terkendali
Redaktur : Tim Redaksi