jpnn.com, JAKARTA - Inovasi dalam industri cryptocurrency yang berbasis teknologi blockchain terus berkembang. Salah satunya Web3, generasi ketiga dari layanan internet berbasis web.
Dalam era Web3, internet yang bergerak dengan sistem desentralisasi di mana pemain besar dunia maya tidak dapat mendominasi dan memonopoli.
BACA JUGA: CMO Aplikasi PINTU Bagikan Tips Berinvestasi di Tengah Bayangan Resesi
“Dunia Web3 masih sangat baru, untuk itu fokusnya harus kepada edukasi dan bagaimana Web3 mudah diakses. Pengalaman saya mengakses Web3 saat ini masih cukup rumit dengan banyaknya step-step yang perlu dilewati, jadi terlalu complicated untuk pengguna baru," ujar Chief Marketing Officer PINTU Timothius Martin.
Padahal, sambung Timo, Web3 bisa memberikan benefit yang besar dan berpotensi merevolusikan berbagai industri, salah satu contohnya bagi dunia gaming.
BACA JUGA: 6 UMKM Binaan Rumah BUMN SIG Rembang Hadir di Future SMEs Village KTT G20
"Jumlah gamers di Indonesia sangat banyak mencapai ratusan juta orang dan kita bisa bayangkan melalui pengaplikasian Web3, gamers tidak hanya sekadar bermain, tapi bisa berpenghasilan," sebut Timo.
Industri game di Indonesia tumbuh sangat pesat, berdasarkan data dari Statista, jumlah users di industri video games di Indonesia diproyeksikan bisa mencapai 126,4 juta pada 2027.
BACA JUGA: 82% Responden Percaya Aset Kripto Merupakan Investasi Masa Depan
“Kehadiran Web 3.0 dapat merevolusi ekonomi digital di masa depan. Contohnya, di industri gaming, gamers tidak hanya menghabiskan uang tapi bisa menghasilkan juga dalam bentuk crypto ataupun NFT yang memiliki nilai. Di industri seni pun sama, mereka tidak hanya menunjukkan karyanya, tetapi bisa bisa dengan mudah menjual hasil karyanya,” ujar Timo.
"Jadi Web3 banyak sekali membuka kesempatan untuk para creator dapat menjadi besar dan meraih sumber pendapatan baru. Saya rasa gelaran event seperti Finfolk Conference ini dapat menjadi wadah informasi baru untuk para creator mengenal lebih jauh mengenai Web3," imbuhnya.
Finfolk Conference 2022 telah berlangsung pada 17–18 November 2022.
Acara yang berlangsung selama dua hari ini mengusung tema ‘The Winter Money’, yang bertujuan membantu para investor, wirausahawan baru, dan anak muda Indonesia dalam menghadapi cuaca dingin yang diprediksi akan segera terjadi dari New Economy yang menakutkan dengan cara yang lebih percaya diri.
Konferensi yang dihadiri lebih dari 2.000 peserta dan diisi lebih dari 30 pakar yang berasal dari Top Disrupting Industry in Indonesia.
Diharapkan melalui konferensi ini para peserta bisa memahami lebih banyak tentang investasi dan menghadapi 'musim dingin' dengan perlengkapan yang tepat.
“Kami mengapresiasi inisiatif kegiatan Finfolk Conference 2022. Seiring meningkatnya penetrasi aset crypto, blockchain, hingga Web3 harus diimbangi dengan edukasi yang baik agar pertumbuhan ini dapat berjalan dengan positif dan memberikan dampak besar bagi perekonomian Indonesia,” seru Timo.(chi/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Curi Perhatian di Muktamar Muhammadiyah, Ganjar Diteriaki Presiden
Redaktur & Reporter : Yessy Artada