PINTU: Teknologi Web3 Berdampak Positif kepada Masyarakat

Kamis, 14 November 2024 – 13:10 WIB
Pintu Web3. Foto dok PINTU

jpnn.com, JAKARTA - Head of Strategy & Business PINTU Jonathan Hartono membagikan insight-nya dalam gelaran Web3 Week Asia 2024 bertema Indonesia Crypto Market Outlook 2025.

Seperti diketahui, Dunia Web 3.0 atau lebih dikenal Web3 mengalami perkembangan pesat, baik dari sisi pengguna hingga teknologinya.

BACA JUGA: Pengguna AI dan Crypto Makin Meluas, Edukasi Jadi Fokus Utama PINTU

Data terbaru yang dipublikasikan oleh DappRadar, hingga kuartal II-2024 jumlah wallet aktif harian naik 40% dari kuartal pertama dengan terdapat sekitar 10 juta wallet yang aktif.

“Dari sisi fundamental, inovasi Web3 sangat potensial dan dapat memberikan dampak positif langsung kepada masyarakat untuk bisa meningkatkan taraf hidup yang lebih baik. Salah satu contoh kasus penerapan Web3 yang cocok di Indonesia adalah aksesibilitas gratis jaringan internet untuk daerah yang belum 100% ter-cover internet," ujar Jonathan.

BACA JUGA: Harga Bitcoin & Aset Kripto Lain Naik Signifikan

Contoh kasus ini, sambung Jonathan, sudah diterapkan di salah satu negara di Amerika Tengah melalui pemanfaatan teknologi Decentralized Physical Infrastructure Network (DePIN), yang mampu memberikan infrastruktur fisik yang berdampak pada dunia nyata.

Dilansir dari Pintu Academy, DePIN merupakan konsep yang menggunakan imbalan token untuk mendorong pembangunan dan pengembangan infrastruktur fisik di dunia nyata.

BACA JUGA: SIG Bersama Pemprov DKI Merevitalisasi Trotoar di Kawasan Kuningan

Contoh infrastruktur fisik adalah jaringan nirkabel, layanan cloud, jaringan mobilitas, dan jaringan listrik yang sebagian besar telah didominasi oleh perusahaan besar karena membutuhkan modal besar.

Fitur utama DePIN adalah pergeseran dari model tradisional terpusat menjadi model yang terdesentralisasi yang melibatkan partisipasi pengguna untuk mengatasi ketergantungan pada entitas besar dan menerapkan model ‘sharing economy’.

“Saya optimistis inovasi ini bisa juga diterapkan di Indonesia sehingga dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan dan berpotensi meningkatkan adopsi pada crypto dan Web3 semakin tinggi. Sebelum itu tentunya edukasi harus tetap digalakkan serta diimbangi dengan regulasi yang ramah terhadap industri ini yang menjadi pendukung utama bagi kemajuan industri crypto di Indonesia,” ungkap Jonathan.

Perkembangan industri crypto sudah terlihat dari tingginya jumlah investor yang menggambarkan minat pada investasi aset crypto.

Data Badan Pengawas Berjangka Perdagangan Komoditi (Bappebti) menunjukkan, investor crypto dalam negeri hingga September 2024 tembus lebih dari 21 juta investor.

Pertumbuhan investor crypto tidak lepas dari dominasi generasi muda yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia generasi milenial dan z mencapai 56% dari total populasi atau sekitar 115 juta jiwa.

“Ruang tumbuhnya industri crypto dan Web3 masih sangat besar, investor crypto meski jumlahnya terus naik, namun baru mencapai 7,75% dari jumlah total populasi masyarakat Indonesia. Meski begitu, kita patut berbangga dengan kolaborasi aktif yang dilakukan banyak pihak dari regulator, pelaku usaha, asosiasi, dan komunitas untuk bersama-sama menginisiasi kemajuan industri ini," papar dia.

Menurutnya, secara khusus kita perlu mengapresiasi pemerintah yang telah membuat regulasi yang ramah untuk mendorong minat pada investasi aset crypto.

"Seluruh faktor ini diharapkan dapat terus mendorong kemajuan industri crypto dan menumbuhkan minat pada investasi dan adopsi crypto,” sebut Jonathan.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler