jpnn.com, JAKARTA - Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan BPIP Tonny Agung Arifianto, S.E., M.A.B mengatakan bahwa Pembinaan Ideologi Pancasila adalah bekal bagi Paskibraka atau Purnapaskibraka untuk menghadapi tantangan masa depan.
Hal itu diungkapkan Tonny saat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) bagi Purnapaskibraka 2022 tingkat Provinsi, Kabupaten, Kota di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis, (12/10).
BACA JUGA: Jokowi Percaya Tugas Ini Tak Ringan, Tetapi Yakin Purnapaskibraka Bisa Menunaikan
"Adik-adik adalah pemimpin masa depan, tantangannya akan semakin kompleks, maka perlu penguatan ideologi dalam diri adik-adik", ujarnya.
Menurutnya, PIP merupakan salah satu tahapan dalam proses pembentukan Purnapaskibraka Duta Pancasila untuk tingkat daerah.
BACA JUGA: Kepala BPIP: Pancasila Kunci Kesatuan dalam Kebhinekaan di Kota Bontang
"Dalam proses pembentukan ini akan memperoleh berbagai ragam ilmu dari para narasumber, maka manfaatkanlah oleh adik adik", harapnya.
Proses rekrutmen Duta Pancasila adalah proses yang tidak mudah, karena harus melalui berbagai tahapan, sehingga anggotanya merupakan putra dan putri terbaik Bangsa.
"Adik-adik akan menjadi role model di lingkungan masyarakat, terutama dalam pengarusutamaan dan pembumian nilai-nilai Pancasila", paparnya.
Tonny menegaskan bahwa Pancasila sebagai living ideology, sebagai working ideology, tidak hanya sebagai jargon belaka untuk bisa mewujudkannya.
"Pertama harus meyakini Pancasila sebagai Ideologi negara yang cocok dengan keberagaman Indonesia kemudian mempelajari, menghayati dan mengamalkan", jelasnya.
Paskibraka bersama BPIP tidak semata-mata untuk pengibarkan dan menurunkan Bendera Pusaka, tetapi disiapkan untuk mewujudkan kader-kader pemimpin di masa yang akan datang.
"Salah satu syarat dari menjadi negara yang unggul adalah kualitas SDM yang menguasai pengetahuan dan teknologi dan memiliki jiwa karakter Pancasila", paparnya.
Tonny berharap dalam momentum tersebut, Paskibraka dapat menyerap ilmu-ilmu dari para narasumber untuk selanjutnya dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
"Semoga adik-adik sekalian selalu mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai tanggung jawab sebagai anak bangsa", tegasnya.
Dalam kesempatan sama Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Dr. Rima Agristina, S.H., S.E., M.M., mengatakan BPIP sedang membangun jembatan masa depan untuk Paskibraka sebagai kader pemimpin Indonesia.
"Adik-adik sudah memulai langkah untuk membangun Indonesia yang maju", tegasnya.
Koordinator pelaksana program Paskibraka Nasional itu berpesan agar peserta untuk meresapi materi, merenungkan dan jadikan sebagai satu sikap bagaimana menjaga amanah pandu ibu pertiwi dan laksanakan aktualisasi nilai-nilai Pancasila.
"Semoga segala perjuangan yang telah dilakukan, bisa terbayar dengan segala cita-cita yang terwujud di masa mendatang", pesannya.
Pasukan yang hebat adalah bukan pasukan yang hebat hanya 1 orang, tetapi keseluruhan dari anggota Pasukan. Siapapun yang bertugas sebagai pembawa baki, pembentang, penarik, komandan kelompok dan anggota dari barisan pasukan tidak harus dipersoalkan.
"Semuanya adalah satu pasukan yang memiliki peran penting", tegasnya.
"Selamat belajar, semoga apa yang dicita-citakan bersama, bahwa adik-adik sebagai pemimpin Indonesia masa depan dapat terwujud", tutupnya.
Wali Kota Magelang Muchammad Nur Aziz menyampaikan Pancasila sudah final, maka ia berharap kepada Purnapaskibraka khususnya di daerahnya untuk benar-benar menjadi orang yang sempurna dalam berperilaku.
"Adik-adik harus berperilaku secara baik, karena adik-adik adalah role model di masyarakat," paparnya.
Pembekalan PIP menjadi suatu keharusan bagi Purnapaskibraka, karena mereka adalah sebagai calon pemimpin bangsa.
Dia menegaskan bahwa ideologi Pancasila adalah ideologi yang cocok untuk Indonesia yang memiliki berbagai ragam bahasa, agama, budaya kuktur dan lain sebagainya.
"Kami menyambut baik kepada BPIP yang sudah memberikan perhatian kepada kami di daerah", ucapnya.
Narasumber Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo, menyampaikan keinginannya agar generasi muda ini menjadi penyebar konten positif dan persatuan di berbagai platform sosial media, dalam acara ini, secara daring, di dalam paparannya.
Benny, sapaan akrabnya, menyatakan dunia digital memberikan dua sisi, yaitu sisi yang baik dan sisi yang buruk.
"Sisi baiknya, media sosial dan digital mengatasi ruang, waktu, dan jarak; orang mudah berkomunikasi tanpa batasan ataupun jarak, wawasan pun bertambah lebih banyak dan lebih luas", ujarnya.
"Tetapi sisi buruknya juga ada. Media sosial bisa menjadi alat propaganda dan memperkeruh suasana, isu SARA, menyebar hoaks, dan paham-paham yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Nah, inilah yang harus jadi perhatian kita," sambungnya.
Benny mencontohkan tentang sisi buruk tersebut.
"Misalnya mengganti ideologi Indonesia dengan paham agama tertentu, ideologi hedonisme, individualisme, kapitalisme, atau kekerasan, yang mengakibatkan Pancasila terancam. Inilah tugas Paskibraka: menjadi penjaga Pancasila."
Benny mengajak agar generasi muda ini menggunakan kemampuannya untuk menjadikan media sosial sebagai pemersatu bangsa.
"Gunakan media sosial secara cerdas; pakailah lima jari ini untuk menjadi pemersatu bangsa, bukan provokasi memecah belah bangsa. Bentengi NKRI dengan konten-konten yang menciptakan persatuan, kerukunan. Berikan informasi yang benar dan berdasarkan fakta, bukan hoaks ataupun ikut arus tanpa dicek kebenarannya," pungkas Benny.(jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul