jpnn.com - Sidoarjo – Menyusul kebocoran yang terjadi pada pipa penyalur distribusi menuju ke gas plant yang ada di Tanggulangin (TGA) 3, PT Lapindo Brantas melakukan shut-in atau mematikan sumur secara manual pada sumur TGA 5. Meski begitu perusahaan tersebut menjamin pasokan jargas bagi warga tidak terganggu.
“Kami pasok gas dari sumur lain yakni ke sumur TGA 1 dan TGA 2. Kami saat ini sedang bersiap memperbaiki pipa yang bocor agar sumur TGA 5 segera berproduksi kembali,” kata Vice President Operation PT Lapindo Brantas Inc Harsa Harjana.
BACA JUGA: Pulau Tegal Dijual, Inilah Tanggapan Bupati Pesawaran
Penjelasan itu disampaikan Lapindo Brantas menyusul kekhawatiran warga bahwa pasokan gas untuk program Jargas bakal mengalami gangguan. Seperti diketahui, Pertagas sedang menuntaskan program jargas sekitar 3.850 sambungan rumah (SR) untuk warga Tanggulangin, Sidoarjo. Gas program Jargas itu diambilkan dari sumur Lapindo Brantas yang ada di Tanggulangin.
Harsa menjelaskan, pipa yang bocor ada di bawah aliran sungai yang mengalir di Desa Kalidawir. Dugaan sementara, pipa yang bocor ada pada bagian ujung pipa di bawah air sungai, tepatnya pada kedalaman 2 meter dari dasar sungai.
BACA JUGA: Nenek 60 Tahun Tergoda Pesona Siswa SMA
“Diduga, kebocoran itu akibat ada timbunan air yang terbawa gas pada bagian pipa yang berbentuk ‘U’. Karena itu, kami tidak akan memperbaiki pipa lama yang ada di bawah sungai. Tetapi mengganti dengan pipa baru dan memindahkan posisinya menjadi di atas sungai,” kata Harsa Harjana.
Harsa menjelaskan, kebocoran pipa itu terjadi tanggal 15 Oktober lalu, tepatnya sekitar pukul 22.00. Saat itu Marsam, warga Kalidawir, melihat ada buble dan air muncrat bersama endut dari sungai.
BACA JUGA: Pulau Indah di Lampung Ini Dijual Secara Online, Harganya Fantastis...
Mendapat laporan itu, Chusnul Maab selaku Operator Produksi Lapindo Brantas langsung melakukan pengecekan tekanan sumur TGA 5. Dari data yang ada di Gas Flow Computer terlihat tekanan gas memang drop yang mengindikasikan terjadinya kebocoran pipa gas. Karena itu, langsung dilakukan shut-in pada sumur TGA 5.
Tidak sampai 30 menit, aliran gas sudah bisa dihentikan untuk meminimalkan risiko. Sekitar pukul 23.00 buble dan air bercampur endut yang muncrat sudah berhenti total.
“Lapindo mengucapkan terima kasih pada Pak Marsam yang langsung tanggap melapor sehingga kebocoran pipa bisa segera tertangani. Ini menunjukkan komunikasi antara Lapindo dan warga telah terjalin baik,” katanya.
Dipaparkan, saat itu Lapindo Brantas memang sedang mengirimkan gas sebesar 10 MMcsf sesuai permintaan Pertagas Niaga. Harusnya saat itu tekanan 570 psig, tetapi di layar tekanan tinggal 278 psig.
“Jadi karena bocor alus, kebocoran tidak tidak langsung berpengaruh pada safety valve di sumur TGA 5 sehingga tidak terjadi shutdown otomatis,” katanya. (JPNN/pda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayo ke Lombok, 5-7 November Ada Festival Pesona Gili Indah
Redaktur : Tim Redaksi