Kala itu, Chelsea merekrut mantan pelatih AC Milan Carlo Ancelotti. Kedatangan Ancelotti lantas dikaitkan dengan gerbong kepindahan beberapa penggawa Milan, salah satunya Pirlo yang dikenal sebagai pemain kesayangan Ancelotti.
"Saya memiliki koneksi kuat dengan Ancelotti dan saya selalu berhubungan dengannya sampai sekarang," kata Pirlo kepada Daily Mail.
"Saya sudah bernegosiasi dengan orang-orang di Chelsea, saya bahkan sudah mencapai kesepakatan personal. Tapi, yang terjadi saat itu adalah Milan tidak mengizinkan saya pergi. Itulah sebabnya saya bertahan," sambung pemain 33 tahun tersebut.
Dua tahun seusai gagal bergabung dengan Chelsea, Pirlo akhirnya meninggalkan Milan juga. Tapi, keputusannya bergabung dengan Juve malah membuat karirnya semakin mengilap. Di musim pertamanya bersama Nyonya Tua (sebutan Juve), Pirlo bahkan membawa Juve merebut scudetto dengan catatan unbeaten.
Kontribusi vitalnya bagi Juve berlanjut ketika Pirlo bermain di timnas Italia. Yakni, dengan membawa Gli Azzurri " sebutan timnas Italia " lolos ke final Euro 2012 sebelum ditumbangkan juara bertahan Spanyol. Pirlo menuai banyak apresiasi lewat tendangan ala Panenka dalam adu penalti lawan Inggris di perempat final.
"Saya memang seharusnya mendapatkan pengalaman berbeda (bermain di luar Italia) yang saya inginkan, khususnya ketika saya berusia 30 tahun. Tapi, saya tidak kecewa itu tidak terjadi," tutur Pirlo.
Hanya, ketika ditanya apakah dirinya masih berminat tampil di Premier League, Pirlo yang masih terikat kontrak dua tahun lagi dengan Juve itu tidak menggelengkan kepala. "Bisa saja, siapa tahu - Saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Saya sangat menyukai sepak bola Inggris yang agresif dan menghibur. Juga ada beberapa tim bagus di sana," tutur pemain yang mengagumi Wayne Rooney itu. (dns/bas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Benzema Buktikan Pantas Jadi Utama
Redaktur : Tim Redaksi