jpnn.com, JAKARTA - Kiprah Pita Putih Indonesia (PPI) makin terlihat di tengah pandemi virus corona (covid-19).
PPI terus bergerilya untuk mengedukasi para perempuan agar benar-benar memahami bahaya corona dan menerapkan pola hidup sehat.
BACA JUGA: 71 Karyawan Positif Corona, Suzuki Tambun Kurangi Kapasitas Produksi
Hal itu dilakukan karena angka kematian ibu hamil dan melahirkan masih tinggi.
“Berbagai upaya telah dan tengah coba diupayakan untuk memberi pemahaman yang baik dan benar,” kata Ketua Umum PPI Giwo Rubianto Wiyogo, Rabu (26/8).
BACA JUGA: Puluhan Karyawan Positif Corona, Pabrik Motor Suzuki Tetap Beroperasi
Dia berharap para wanita Indonesia memagari diri sendiri dan keluarga agar tidak tertulari virus corona.
Menurut Giwo, PPI lahir karena angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir, prevalensi anemia, malnutrisi, dan perkawinan anak masih tinggi.
Dengan motto Healthy Woman, Healthy World, PPI terus berupaya mengatasi masalah yang dialami perempuan dan anak-anak di Indonesia.
“PPI berupaya menyatukan individu, organisasi, dan masyarakat untuk bekerja sama mengupayakan agar setiap kehamilan dan persalinan berlangsung dengan aman,” jelas Giwo.
PPI berkontribusi secara langsung pada pencapaian SDG’s 3 Good Health and Well-being, yaitu penurunan angka kematian ibu menjadi 70/100.000 kelahiran hidup, penurunan kematian neonatal menjadi 12/1.000 kelahiran hidup dan penurunan kematian anak di bawah 5 tahun menjadi 25/1.000 kelahiran hidup.
“Masih tingginya angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir di Indonesia, merupakan ironi yang harus segera diintervensi,” ujarnya.
PPI mengkhususkan kegiatannya pada advokasi, melakukan komunikasi, informasi, edukasi (KIE) terkait kesehatan ibu dan anak, khususnya kesehatan reproduksi dengan membangun jejaring dan penguatan kapasitas.
Selain itu, PPI mendorong keaktifan remaja dalam penyebaran informasi-informasi tentang kesehatan reproduksi.
Caranya ialah dengan mengedepankan prinsip kepedulian terhadap program self-care, kesehatan di keluarga dan di masyarakat.
“Kegiatan tersebut dilakukan dengan prinsip kemitraan melalui koordinasi dan kolaborasi lintas sektor baik pemerintah terkait hingga dengan organisasi sosial kemasyarakatan lainnya yang memiliki fokus sasaran yang sama,” papar Giwo.
Dia menambahkan, pihaknya mengusung visi bahwa semua kaum perempuan menyadari hak mereka atas kesehatan yang berkualitas.
Misi yang diemban mengaktifkan pergerakan masyarakat untuk kesehatan dan hak-hak reproduksi, ibu dan bayi baru lahir.
Giwo menjelaskan, ada beberapa strategi yang dilakukan PPI dalam mencapai visi dan misi tersebut.
Di antaranya ialah mengedukasi dan memobilisasi masyarakat, advokasi berdasarkan data, memengaruhi pembuat kebijakan, dan membina kemitraan dengan lintas kementerian dan lembaga masyarakat.
PPI juga melakukan pendekatan ke akar rumput, tokoh masyarakat, lembaga multisektor, dan pemerintah, serta menggunakan media dan champion untuk memperkuat suara.
Beberapa capaian yang telah diraih PPI Pusat dan mitra kerja, antara lain menjangkau lebih dari 1 juta perempuan dan keluarga di delapan provinsi dengan pesan-pesan tentang kesiapan persalinan serta kesiapan komplikasi dan keluarga berencana.
PPI juga mencapai 300.000 anak perempuan, perempuan dan keluarga di 4 provinsi dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, pencegahan stunting, percepatan penurunan AKI, self-care dan anemia, serta memobilisasi 130 Desa Siaga.
“Dengan pemahaman yang baik, terlebih di masa pandemi ini, kami berharap angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia akan terus berkurang,” kata Giwo. (jos/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Ragil