Pj Gubernur Lampung Samsudin Perintahkan Hindari Tiga Dosa Besar dalam Dunia Pendidikan

Senin, 15 Juli 2024 – 20:07 WIB
Penjabat (Pj) Gubernur Lampung Samsudin. Foto: source for jpnn

jpnn.com, LAMPUNG - Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi peserta didik baru merupakan kegiatan yang sangat penting bagi para anak didik untuk memperkenalkan lingkungan barunya.

Hal tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Lampung Samsudin, saat menjadi Pembina Apel pembukaan MPLS peserta didik baru SMA/SMK Negeri/Swasta se-Provinsi Lampung Tahun Ajaran 2024/2025 di Wisata Bendungan Way Sekampung, Kabupaten Pringsewu, Senin (15/7/2024).

BACA JUGA: Program Pancasila Saka Adisiswa, BPIP Menyapa Sejumlah Sekolah Saat MPLS

Oleh karena itu, Pj. Gubernur Lampung Samsudin pun menegaskan bahwa melalui MPLS ini harus bisa memberikan kesan positif dan hangat kepada para peserta didik baru untuk memulai proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dijenjang pendidikan barunya.

"Melalui MPLS kali ini saya perintahkan kepada Kadis Pendidikan baik provinsi hingga Kab/Kota, para Kepala Sekolah, pengawas sekolah dan seluruh jajaran di bawahnya agar dihindari model-model kegiatan yang mengarah perploncoan dan kekerasan kepada para peserta didik baru," tegas Samsudin.

BACA JUGA: Siswa Tewas Saat MPLS, Kepala SMP jadi Tersangka, Polisi Temukan Fakta Ini

Samsudin mengatakan jika sekolah merupakan tempat kedua bagi anak-anak dalam menghabiskan waktunya sehari-hari.

Namun, menurutnya, saat ini dunia pendidikan tengah mengalami tantangan besar dengan adanya tiga dosa besar dalam pendidikan dan hal tersebut mulai saat ini tidak boleh terjadi lagi dalam dunia pendidikan.

BACA JUGA: Polisi Autopsi Jenazah Pelajar SMP di Sukabumi yang Tewas Saat MPLS

"Mulai saat ini tiga dosa besar tidak boleh terjadi lagi dalam dunia pendidikan kita, seperti perundungan yakni membuly antara satu sama lain, kemudian kekerasan seksual dan intoleransi. Ketiga dosa besar itu tidak boleh dilakukan dalam dunia pendidikan," pintanya.

"Dampak dari ketiganya selain menghambat terwujudnya lingkungan belajar yang baik, juga memberikan trauma yang bahkan dapat bertahan seumur hidup seorang anak didik. Oleh karena itu sekali lagi saya tegaskan kepada Kadis Pendidikan baik provinsi hingga Kab/Kota, para Kepala Sekolah, pengawas sekolah dan seluruh perangkat dalam dunia pendidikan untuk selalu mengawasi dan mencegah terkait dengan tiga dosa besar dalam pendidikan yang saya sebutkan tadi," ucapnya.

Menurut Samsudin, pemerintah berkomitmen untuk menciptakan suasana sekolah yang aman, nyaman dan bebas dari kekerasan. Namun upaya untuk menghapuskan tiga dosa besar dalam pendidikan masih perlu adanya intevensi dan akselerasi oleh semua pemangku kepentingan.

"Transformasi untuk menghadirkan iklim sekolah yang aman menjadi bagian terobosan dalam merdeka belajar. Selain menghasilkan regulasi seperti Permendikbudristek No. 46/2023 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan dilingkungan satuan pendidikan. Upaya edukasi dan kampanye untuk membanghun kesadaran terhadap isu tiga dosa besar tadi dalam dunia pendidikan dan implementasinya juga harus dilakukan di setiap satuan pendidikan," ungkapnya.

"Ada tiga komponen utama yang harus dikembangkan oleh bapak dan ibu tenaga pengajar didalam dunia pendidikan, yang merupakan proyeksi pendidikan masa datang, seperti karakter/akhlaq, karena tanpa itu yang baik semua akan sia-sia. Karakter yang harus dikembangkan terdiri dari 2 hal yakni Moral yang terdiri dari iman, taqwa, rendah hati dan jujur serta kinerja yang terdiri dari kerja keras, ulet, tangguh, disiplin, dan tuntas."

"Kemudian kompetensi kritis dalam berpikir, kreatif, komunikatif dan kolaboratif, serta literasi/keterbukaan wawasan yang diantaranya meliputi meningkatkan daya baca, menjunjung tinggi nilai luhur budaya, cerdas dan bijak dalam memanfaatkan teknologi dan menguatkan serta mengutamakan nilai-nilai luhur kebangsaan,” pungkasnya.(ray/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler