Bantahan Toni tersebut menanggapi pernyataan Alex J Sinaga dalam keterangannya kepada Komisi I, Senin (8/10) bahwa Telkomsel tak pernah memiliki hutang kepada PT Prima dan sebaliknya menyatakan PT Prima masih memiliki tunggakan Rp4,8Miliar untuk pemesanan bulan Mei 2012 yang belum dibayarkan serta menciptakan komunitas olahraga 10 juta.
"Saya tidak pernah berhubungan dengan Direksi sekarang. Telkomsel pailit itu bukan semata-mata kita berargumen dengan Telkomsel, tapi kita berargumen dengan Direksi Tekomsel yang baru dilantik pada 16 Mei, tapi sudah langsung menghentikan operasional dengan kami. Baru dilantik 14 hari menjabat, bagaimana bisa tahu kineja perusahaan kami. Jadi yang diceritakan Dirut baru tidak benar," kata Toni, saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi I DPR serta Yayasan Olahraga Indonesia (YOI), di gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (9/10).
Padahal lanjutnya, tanggal 14 Mei 2012, Telkomsel mengirim surat kepada kami tentang akan dilakukan go nasional pada Juni. Namun tiba-tiba tanggal 29 Mei, pihaknya memperoleh surat dari Telkomsel yang dikirim lewat e-mail karyawan Telkomsel mengatakan atas perintah direksi baru, operasional ini dihentikan.
Menurut Toni, pihaknya telah berulangkali menanyakan penghentian kontrak secara sepihak tersebut, dengan mengirim surat, termasuk berdialog dengan pihak Kemenneg BUMN. "Namun itu semua tidak ada hasilnya dan kami merasa dilecehkan dan tidak dianggap. Sekarang pun mereka tetap akan kasasi, karena tidak merasa salah," ujarnya.
Padahal, sesuai kesepakatan kontrak, akan ada evaluasi setiap enam bulan sekali. "Selama setahun terakhir, belum ada panggilan evaluasi atau teguran oleh pejabat lama atau Dirut yang baru. Tapi ironisnya, Dirut baru Alex Sinaga baru 14 hari menjabat, sudah melakukan pemutusan sepihak pada 30 Desember," ujarnya.
Toni tak memahami jika Alex Sinaga saat ini membela diri. Tapi pihaknya menilai Telkomsel tak memiliki itikad baik dan tanggungjawab, meski pihaknya ingin berdialog untuk mencari win-win solution.
"Sebenarnya, kami tidak bermaksud menggugat pailit, tapi kami ingin diakomodir. Sebab sejak MoU pertama, sudah mengeluarkan modal Rp40 Miliar, masalah makin berlarut dan rugi serta telah dipanggil YLKI. Tapi sekarang, kami siap negosiasi dengan PT Telkomsel sepanjang mencari jalan keluar dan saling menguntungkan. Intinya, kami siap berdamai," katanya.
Toni menyatakan langkah Telkomsel menghentikan kerjasama dengan pihaknya ditengarai PT Prima dianggap merupakan bagian dari rezim Direksi lama. Selain itu Telkomsel lebih mendengarkan bisikan dealer yang tidak menyukai PT Prima. "Jadi tak ada unsur bisnis, tapi karena kebencian dan arogansi kekuasaan saja, tanpa melihat akibatnya," imbuh Toni.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Politisi DPR Minta Menteri BUMN Ganti Direksi Telkomsel
Redaktur : Tim Redaksi