PJJ Berpotensi Tingkatkan Angka Putus Sekolah dan Pernikahan Dini

Jumat, 19 Maret 2021 – 12:30 WIB
Ilustrasi anak sekolah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin bicara mengenai perkawinan dan pendidikan di Indonesia.

Dia mengatakan dalam perkawinan yang seringkali menjadi korban adalah perempuan dan anak.

BACA JUGA: PJJ Setahun, Anak-Anak Mengalami Krisis Kesehatan Mental

Karena itu, menururt Ma'ruf, peran pendidikan perlu terus ditingkatkan sebagai kunci membangun kemampuan dan kematangan individu.

“Hal yang paling utama dipersiapkan sebelum pernikahan adalah kematangan. Bukan hanya terlihat dari kesiapan fisik semata. Jadi harus siap secara fisik dan mental,” kata Ma’ruf dalam Seminar Nasional dan Deklarasi Gerakan Nasional Pendewasaan Usia Perkawinan untuk Peningkatan Kualitas SDM Indonesia, Kamis (18/3).

BACA JUGA: Kalina Ocktaranny: Jangan Memojokkan Mas Vicky, Dia Enggak Salah

Pada Desember 2020, UNICEF menemukan sebanyak 938 anak di Indonesia putus sekolah akibat pandemi COVID-19.

Bahkan, 75 persen di antaranya tak bisa melanjutkan sekolahnya.

BACA JUGA: Menkes Budi Ajak Semua Pihak Turunkan Prevalensi Perokok

Fenomena tersebut juga didukung data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), di mana sejak awal pandemi COVID-19 hingga Februari 2021 sudah lebih dari 150 anak putus sekolah karena menikah dan bekerja.

“Hasil pengawasan KPAI menunjukkan bahwa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi berpotensi kuat meningkatnya angka putus sekolah dan pernikahan anak," ungkap Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan kondisi pandemi saat ini turut memicu meningkatnya perkawinan anak yang harus diatasi.

Banyak tantangan dan faktor yang terjadi salah satunya adanya pembatasan sosial.

“Adanya pembatasan sosial dan sistem pembelajaran dari rumah mengurangi aktivitas anak dan terbatasnya pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja,” jelas dia.

Karena itulah, kebijakan PJJ yang terlalu lama dinilai akan menjadi salah satu pemicu peserta didik berhenti sekolah dan learning loss.

Kondisi para siswa yang tidak memiliki fasilitas pendukung proses PJJ mendorong siswa malas dan putus sekolah, sehingga memunculkan niatan menikah dini atau siswa memilih bekerja membantu ekonomi keluarga karena orang tua kehilangan pekerjaan.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini 10 Cara Mudah Mencegah Serangan Jantung


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler