jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB Dita Indah Sari menilai upaya penanganan bencana masih lebih fokus ke tanggap darurat dan pascabencana.
Meskipun ini penting, namun lebih penting lagi harus konsisten membangun kerja mitigasi bencana.
BACA JUGA: PKB Fokus Mengawal RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan
"Mitigasi bencana, berupa serangkaian kerja terencana dari hulu ke hilir, merupakan keharusan di sebuah negara yang berada di tengah ring of fire.”
“Mulai dari penyediaan alat deteksi, operasionalnya, pemeliharaannya, pelatihan bagi warga plus tanggap daruratnya gimana, rehabilitasi rekonstruksinya gimana, itu kerja sepaket. Memang itu paket mahal dan terus menerus, bukan paket hemat. Tapi karena ini soal nyawa ribuan orang, ya harus tersedia," ujar Dita.
BACA JUGA: Anggaran untuk Bencana Hampir Habis
Menurut Dita, Indonesia memiliki 22 alat pendeteksi tsunami tetapi rusak karena tidak ada anggaran. Bahkan sebagian ada yang hilang dicuri.
“Saya dengar sekarang ada alat deteksi tsunami karena sebab vulkanis, seperti yang di Banten kemarin, tapi kita belum punya," sambung aktivis buruh ini menjelaskan.
BACA JUGA: Ketua FPKB Bersyukur RUU Madrasah Disahkan Baleg DPR
Dita pun mengapreasiasi Presiden Joko Widodo yang menambahkan anggaran untuk pembelian alat pendeteksi tsunami.
”Kami apresiasi Pak Jokowi. Cak Imin juga sudah perintahkan fraksi PKB di DPR untuk mengawal anggaran ini supaya betul betul terealisasi. Kepala Daerah yang dari PKB pun sudah diperintahkan untuk mengalokasikan dari APBD nya. Supaya nggak kalang kabut setelah kejadian," lanjutnya.
Dia juga meminta agar masyarakat mandiri dan dapat melibatkan anak dengan memasukannya mitigasi bencana sebagai ekstrakurikuler di sekolahnya. Terutama di wilatah rawan.
"Kalau ada gempa di sekolah, harus lari kemana. Harus sembunyi di mana. Jangan cepat panik dsb. Itu semua bisa kok diajarkan sejak kecil di sekolah,”.(jpg/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menangkan Jokowi - Maruf, PKB Gaungkan #2019NUMemimpinNKRI
Redaktur : Tim Redaksi