jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPP PKB yang juga Sekretaris Fraksi PKB di DPR M. Hanif Dhakiri, menegaskan bahwa pengurus partai yang menjadi anggota legislatif maupun kabinet tak harus mundur dari partai.
Menurut Hanif, partai itu merupakan rezim demokrasi yang eksistensinya memang untuk kekuasaan baik di legislatif maupun eksekutif.
BACA JUGA: Perintah KPU Buka Kotak Suara Terindikasi Bermasalah
"Kita tidak boleh terlalu kaku melihat hal itu. Sebab pada prinsipnya kinerja politik dan governance dalam birokrasi pada posisi pembantu presiden itu seperti dua sisi dari koin yang sama," kata Hanif saat Pembekalan dan Orientasi Anggota DPR, DPRD Proviinsi, Kabupaten dan Kota dari PKB se-Provinsi Lampung, Minggu (10/8) di Bandar Lampung.
Dia menilai, kekhawatiran kinerja kabinet terganggu dengan aktivitas kepartaian, itu berlebihan. Masalah itu bisa dijembatani dengan komitmen antara presiden dengan calon pembantu presiden yang dari partai. Yang intinya, kata dia, bagaimana calon pembantu presiden dari partai bisa membantu presiden mencapai target-targetnya.
BACA JUGA: Gabung ISIS, Ketua Harian JAT Ditangkap
"Akar dia dari partai bisa jadi modal tambahan untuk mendukung kinerja itu," ungkap Hanif dalam keterangan persnya itu.
Hanif mengatakan, dalam konteks presidensialisme multipartai di Indonesia, keberadaan menteri dari unsur pimpinan atau pengurus parpol justru menjadi nilai tambah bagi kohesifitas politik di DPR.
BACA JUGA: SBY Harap Penggantinya Lanjutkan Program Seni Budaya
Kalau dilepas dari partai, kohesifitas politik di DPR bisa terganggu dan membuat kinerja presidensialisme tidak efektif. Political security itu penting untuk memastikan kebijakan dan program presiden mendapatkan dukungan memadai dari DPR.
Nah, kata dia, jika yang dikuatirkan adalah soal fokus dari kinerja, semua pengurus partai selalu fokus pada kinerja di pos yang mereka tempati. "Kalau mereka jadi DPR, mereka fokus ke sana. Sebagian besar waktunya dihabiskan di DPR," ungkap Hanif.
Kalau pengurus partai jadi anggota kabinet, mereka juga fokus pada pencapaian kinerja kabinet. Partai rata-rata diurus pada malam hari, pada waktu sisa. Urusan partai juga bisa ditangani oleh second liner di dalam partai yang jumlahnya cukup banyak.
"Ini sekali lagi hanya soal komitmen yang dibangun," jelasnya.
Karenanya, Hanif ingin mengajak semua pihak untuk lebih arif dalam menyiasasi masalah ini. Partai-partai di Indonesia terus berubah seiring dengan aspirasi dan tuntutan demokrasi rakyat.
"Berikan hak partai kepada partai, berikan hak publik kepada publik agar keseimbangan politik tercipta dalam suatu demokrasi yang stabil," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Vonis Rusli Zainal Berkurang 4 Tahun, KPK Kasasi
Redaktur : Tim Redaksi