jpnn.com, JAKARTA - Panggung Karya Nusantara (PKN) tahun depan akan ditampilkan dalam skala lebih besar dan konsep lebih segar.
Kolaborasi lintas generasi juga akan diperluas untuk memberikan ruang lebih besar bagi pelaku seni dan kreativitas baru.
BACA JUGA: Sarinah Dorong Keramahtamahan Khas Indonesia di Destinasi Wisata Prioritas
Hal itu setelah pencapaian positif penyelenggaraan acara tahunan unggulan Sarinah tahun ini, yaitu PKN 2024 yang telah ditutup pada 5 Desember.
Selama sembilan hari, ratusan ribu pengunjung menikmati rangkaian program yang tidak hanya memamerkan keindahan batik tetapi juga menginspirasi dan memberikan edukasi, terutama generasi muda.
BACA JUGA: Sarinah Pandu x InJourney Group Dorong UMKM Naik Kelas
"Dengan pendekatan yang lebih inklusif dan inovatif, PKN 2025 diharapkan mampu memperkuat apresiasi terhadap batik dan kriya sekaligus menjadi acara budaya yang dinanti oleh semua kalangan," kata Direktur Utama PT Sarinah Fetty Kwartati, Sabtu (7/12).
Mengusung tema 'Batik Dahulu, Kini, dan Masa Depan', PKN 2024 menghadirkan berbagai kegiatan menarik, mulai dari pameran koleksi maestro batik, workshop, trunk show, hingga diskusi budaya.
BACA JUGA: Diajak Putu Rudana ke Sarinah, Ketua Parlemen Tonga Beli Batik, Lalu Makan Bebek Bali
Menjembatani nilai-nilai tradisional dengan inovasi modern, memastikan warisan budaya Indonesia tetap relevan di tengah perkembangan zaman.
“Kami sangat bangga melihat peningkatan jumlah pengunjung dibandingkan tahun lalu. Acara ini membuktikan batik tidak hanya menjadi warisan, tetapi juga sumber inovasi yang dapat terus berkembang,” ungkapnya.
Salah satu sorotan utama PKN 2024 adalah partisipasi aktif generasi muda.
Kolaborasi dengan universitas menjadi langkah baru yang memperkaya kegiatan tersebut.
Melalui trunk show dan Kreasi Karya Nusantara, mahasiswa fashion design mempersembahkan koleksi kreatif mereka, menjadikan PKN sebagai panggung untuk menampilkan ide segar dan inovasi.
Selain itu, edukasi tentang batik juga mendapatkan perhatian besar.
Workshop membatik dan diskusi budaya dipenuhi mahasiswa dan komunitas yang antusias mendalami filosofi, sejarah, dan proses kreatif di balik pembuatan batik.
"Keterlibatan aktif ini menunjukkan bahwa pendekatan yang relevan dapat menumbuhkan apresiasi lebih mendalam terhadap budaya tradisional," ucapnya.
Batik Metaflora, salah satu pengrajin muda batik yang menonjol, menghadirkan pendekatan inovatif melalui pemanfaatan artificial intelligence (AI) merancang motif batik.
Sebagai karya anak muda, Batik Metaflora berhasil memadukan teknologi modern dengan nilai budaya tradisional.
Selain inovasi, pengunjung juga dimanjakan dengan koleksi istimewa dari maestro batik, seperti Batik Apip, Batik Dudung, Batik Sapuan, Batik Warisan, Hartono Sumarsono, dan Zahir Widadi.
"Koleksi ini tidak hanya memamerkan keindahan seni, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya yang menjadi identitas bangsa," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Mesyia Muhammad