jpnn.com, SURABAYA - Partai Demokrat mendapatkan suara terbanyak keempat dalam pileg DPRD Surabaya, Jatim.
Namun, jatah kursi untuk pimpinan dewan justru jatuh ke PKS yang berada di peringkat ke-5.
BACA JUGA: Andi Arief Berkicau soal Setan Gundul Pembisik Prabowo, Kivlan Tuding SBY Licik
Hal tersebut terjadi lantaran jumlah kursi Demokrat hanya empat. Suara partai berlambang Mercy itu didominasi dari dapil 5 Surabaya Barat.
BACA JUGA : PKS: Demokrat yang Sebut Prabowo Menang 62 Persen
BACA JUGA: Kang Hero Tunggu Instruksi Mas Ibas soal Usul Pembentukan Pansus Pemilu
Sementara itu, suara PKS merata di lima dapil sehingga mereka mendapatkan lima kursi.
BACA JUGA: Demokrat Dukung Rekomendasi Multaqo Ulama
"Secara aturan, pemegang kursi pimpinan adalah pemilik kursi terbanyak. Jadi, yang mendapat kursi pimpinan terakhir itu adalah PKS," ujar Wakil Ketua Fraksi PKS Surabaya Reni Astuti.
Suara Partai Demokrat mencapai 119 ribu, sedangkan PKS cuma 116 ribu. Dalam pasal 164 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, PKS lebih diunggulkan.
BACA JUGA : Mardani PKS Haramkan #2019GantiPresiden, Umbas: Kemenangan Jokowi Makin Nyata
Sebab, posisi pimpinan dipilih berdasar peringkat perolehan kursi. Jika jumlah kursi sama, yang menentukan baru perolehan suara total.
Golkar sebenarnya juga berpeluang dalam perebutan kursi tersebut. Kursi mereka sama dengan PKS.
Yakni, lima. Bahkan, mereka mengklaim punya suara lebih besar daripada PKS sebelum KPU mengumumkan hasil penghitungannya.
Namun, setelah KPU menghitung semua suara pileg DPRD tingkat kota, PKS ternyata lebih unggul.
BACA JUGA : Prabowo Bertandang ke Kantor PKS, HNW: Jangan Curiga Dong
PKS bisa mendapatkan kembali kursi pimpinan yang pernah mereka miliki pada 2009-2014. Yang menjabat kala itu adalah Akhmad Suyanto yang kini menjadi ketua DPD PKS Surabaya.
Tingginya suara Demokrat tak terlepas dari dukungan yang didapat anggota Komisi C DPRD Surabaya Muchammad Machmud. Dia mendapat dukungan 19.327 suara. Tertinggi ke-2 setelah Baktiono (22 ribu) dari PDIP. "Iyo eman-eman. Kami cuma dapat empat kursi," jelasnya.
Perolehan suara Machmud itu mengungguli dua politikus andalan PDIP. Yakni, Syaifuddin Zuhri dan Adi Sutarwijono. Menariknya, suara Machmud tersebut didapatkan saat perolehan suara partainya menurun.
Kursi Demokrat yang semula enam kini turun menjadi empat. Jatah posisi pimpinan DPRD Surabaya yang kini dijabat Ratih Retnowati pun sebentar lagi habis. Posisi itu diserahkan ke PKS saat serah terima jabatan DPRD periode 2019-2024 pada 24 Agustus nanti.
Machmud menerangkan bahwa suaranya tetap tinggi karena dirinya sudah berkampanye selama hampir lima tahun. Kampanye tidak hanya dilakukan saat masa kampanye resmi dari KPU yang ditetapkan sejak September 2018. Menurut dia, kepercayaan warga tak akan terjalin jika wakil rakyatnya hanya datang saat masa kampanye resmi. "Syarat jadi anggota dewan itu tidak boleh susah ditemui kapan pun waktunya. Kalau ditelepon juga selalu diangkat. Jadi, warga masih percaya," katanya.
Namun, tidak semua janji yang dia sampaikan terealisasi. Misalnya, anggaran jaring aspirasi masyarakat (jasmas) yang tidak dicairkan sejak tahun lalu. Dana APBD yang disalurkan lewat DPRD itu tidak cair karena ada persoalan hukum terkait jasmas. "Kalau tidak cair begini, anggota dewan tidak boleh diam. Kudu dijelaskan supaya kita tidak dianggap mbujuki, " ujar mantan ketua DPRD Surabaya itu. (sal/c7/end)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Kursi DPR Disapu Partai Pengusung Prabowo - Sandi
Redaktur & Reporter : Natalia