PKS Minta Publik tak Tanggapi Sinis RUU Ketahanan Keluarga

Sabtu, 22 Februari 2020 – 07:12 WIB
 Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman. Foto : Aristo Setiawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketahanan Keluarga menjadi polemik di masyarakat.

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini meminta semua pihak jangan sinis dulu terkait RUU Ketahanan Keluarga.

BACA JUGA: RUU Ketahanan Keluarga Bisa Lanjut Bila Pengusul tidak Menarik Usulan

Menurutnya, esensi aturan tersebut sangat baik untuk melahirkan generasi yang lebih baik ke depannya.

"Dalam pembahasan kami berargumentasi, jadi jangan belum melihat RUU sudah sinis duluan," kata Jazuli di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (21/2) malam.

BACA JUGA: Baidowi Balik Bertanya, Mengapa Fraksi Menyetujui RUU Ketahanan Keluarga Masuk Prolegnas?

Yang diinginkan FPKS dari RUU tersebut, lanjutnya, adalah memberikan pemahaman bahwa keluarga merupakan institusi terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Menurut dia, ketika institusi tersebut sukses maka Indonesia akan berhasil melahirkan generasi yang lebih baik di masa mendatang.

BACA JUGA: Jumlah Massa Aksi 212 Jauh dari Target

"Ketika institusi keluarga broken maka banyak generasi yang akan broken. Karena itu PKS menilai keluarga adalah institusi yang penting dalam memperoleh generasi yang baik bagi bangsa dan negara disamping institusi-institusi sekolah formal tentunya," ujarnya.

Jazuli mengatakan terkait beberapa pasal yang dinilai kontroversial oleh masyarakat, tidak serta merta dicabut karena dalam pembahasannya akan terjadi perdebatan dan penyampaian argumentasi mana yang lebih logis serta diterima.

Dia mengakui bahwa ada dua kader PKS yang menjadi pengusul RUU tersebut yaitu Ledia Hanifa dan Netty Prasetiyani, sesuai peraturan perundang-undangan menggunakan haknya lalu diterima Badan Legislasi (Baleg) DPR RI.

"Usulan RUU tersebut diterima Baleg lalu masuk dalam Prolegnas 2020 maka tinggal dibahas. Dan ada beberapa anggota dari PAN, Golkar dan Gerindra, yang penting dalam sebuah proses itu masuk ya kan, kemudian nanti dibahas," ujarnya.

Presiden PKS Sohibul Iman menilai polemik dalam proses pembahasan RUU adalah gizi sebagai masukan agar menghasilkan produk legislasi yang baik.

Karena itu, dia menilai polemik tersebut tidak boleh dimatikan termasuk pandangan sinis beberapa pihak. Yang penting harus memiliki argumentasi, dialektika, dan gagasan. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler