PKS Tebar 1,5 Juta Paket Kurban, Dr Salim Beri Pesan Begini

Selasa, 12 Juli 2022 – 11:09 WIB
Ketua Majelis Syura PKS Dr Salim Segaf Aljufri didampingi Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini saat Program PKS Tebar 1,5 Juta Paket Kurban di Kantor DPTP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Senin (11/6). Foto: Fraksi PKS DPR.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Majelis Syura PKS Al Habib Dr Salim Segaf Aljufri meresmikan Program PKS Tebar 1,5 Juta Paket Kurban di Kantor DPTP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Senin (11/6). 

Dalam pesan kebangsaan Iduladha yang disampaikan di DPTP PKS, Dr Salim menjelaskan pelajaran penting dari syariat kurban yang mesti dipahami dan dicontoh oleh seluruh masyarakat khususnya umat Islam. 

BACA JUGA: Mayoritas Fraksi Enggan Merevisi UU Pemilu, PKS Kecewa

Dia menekankan bahwa kurban secara faktual adalah bentuk kepedulian kepada sesama karena ada daging yang dibagikan.  

“Ini bentuk konkret wawasan kebangsaan bahwa kita semua memiliki negeri ini, mencintai negeri ini, dengan kesiapan berbagi kepada sesama anak bangsa hingga pelosok-pelosok daerah,” kata Dr Salim. 

BACA JUGA: Direktur IPR Anggap Karakteristik Demokrat dan PKS Cocok Gabung ke KIB, Tetapi

Menteri sosial 2009-2014 ini mengatakan PKS bukan banyak harta sehingga menghimpun 1,5 juta paket kurban tahun ini. 

Akan tetapi, PKS mengerahkan seluruh anggota dewan dari pusat hingga daerah, gubernur, bupati dan wali kota serta kader-kadernya di berbagai tempat untuk mewujudkan semangat berbagi kepada rakyat melalui kurban. 

BACA JUGA: Jazuli Menginstruksikan Aleg Partainya Sukseskan ‘PKS Tebar 1,5 Juta Paket Kurban’

"Alhamdulillah laporan yang saya terima target 1,5 juta paket itu sudah terlampaui. Semoga bermanfaat bagi penerima," ungkapnya. 

Menurut Duta Besar RI Untuk Arab Saudi dan Kerajaan Oman 2005-2009 ini, ibadah kurban adalah syariat Islam yang diambil dari peristiwa Nabiyullah Ibrahim yang diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih puteranya Nabiyullah Ismail. 

Menurutnya, banyak pelajaran penting syariat kurban yang relevan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pertama, peristiwa tersebut mengajarkan tentang ujian keimanan dan keikhlasan seorang hamba mengorbankan sesuatu yang sangat berharga dan dicintainya kepada Sang Khalik Pemilik Cinta yang sesungguhnya. 

“Ini sekaligus ajaran tentang ketahanan keluarga, yang mana Ibrahim berdialog dengan anaknya ketika perintah itu datang. Sangat indah dialognya sehingga tidak semena-mena memaksakan kehendak kepada anak. Dan ketahanan keluarga adalah pilar ketahanan nasional,” paparnya. 

Kedua, perintah berkurban ini adalah manifestasi dari kecerdasan emosional dan spiritual manusia. Kerelaan berbagi itu butuh kecerdasan sekaligus menunjukkan kualitas tertinggi seorang manusia di hadapan Allah dan sesamanya.

Ketiga, masyarakat yang siap berkurban maka siap bela negara. Kalau berkurban ternak saja untuk dibagikan kepada warga mereka siap, apalagi berkurban untuk negara dan bangsanya. “Ini bagian dari wawasan kebangsaan untuk membela tanah air,” jelasnya. 

Keempat, berkurban punya multiplier effect secara ekonomi. Pemerintah semestinya tidak perlu impor daging. Belajar dari kurban, ada masyarakat yang menyediakan ternak atau menjadi peternak, ada penjual, bahkan ada yang sekadar dititipi ternak untuk penggemukan.

“Ini semua bisa menghasilkan bukan hanya ketahanan tetapi kedaulatan pangan,” paparnya.

Kelima, kurban mengandung pesan kolaborasi yang kuat. Bangsa besar ini hanya bisa maju dengan semangat kolaborasi dan kerjasama.

“Tidak mungkin bangsa ini dibangun hanya satu kelompok, hanya satu partai. Kerja sama adalah kunci untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa,” ujarnya. 

Keenam, kurban membawa pesan bagi pemimpin. Belajar dari Nabiyullah Ibrahim yang mendahulukan cintanya kepada Allah dari dirinya dan anaknya. Pemimpin harus demikian, dahulukan kepentingan orang banyak daripada kepentingan pribadi dan keluarga.

“Trust akan muncul kepada pemimpin yang mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi, keluarga, bahkan kelompok dan partainya,” ungkapnya. 

Ketujuh, suri teladan itu sangat penting terutama dari para pemimpin dan elite negeri ini. Di tengah banyak kesulitan rakyat, jangan sampai ada moral hazard, korupsi, menyelewengkan bantuan sosial.

“Sebaliknya, wujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Kikis egoisme, nafsu pribadi yang berlebihan. Munculkan kejujuran dan transparansi," pungkas Dr. Salim.

Acara diisi dengan beragam kegiatan mulai pemotongan hewan kurban, telewicara dengan DPW PKS seluruh Indonesia tentang penyelenggaraan dan distribusi kurban, pesan kebangsaan Iduladha dari Dr Salim, hingga makan sate bersama wartawan. 

Acara dihadiri juga oleh pejabat teras PKS baik secara online maupun offline, antara lain, Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid, Sohibul Iman, Suharna Surapranata, Ketua DSP PKS Surahman Hidayat, Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

Kemudian, Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi, Bendahara Umum PKS Mahfudz Abdurrahman, Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini, serta anggota dewan dari PKS dan puluhan wartawan cetak, televisi, dan elektronik. (boy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
PKS   Dr Salim   kurban   Iduladha   Jazuli Juwaini  

Terpopuler