Mayoritas Fraksi Enggan Merevisi UU Pemilu, PKS Kecewa

Senin, 11 Juli 2022 – 21:00 WIB
Ketua Fraksi PKS DPR Ri Jazuli Juwaini. Foto: M. Kusdharmadi/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kecewa karena mayoritas fraksi di DPR menolak melakukan revisi UU Pemilu dan meminta pemerintah menerbitkan perppu menyusul pembentukan tiga provinsi baru di Papua. 

Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini menyebutkan pihaknya sudah memiliki kajian untuk mengubah ketentuan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen melalui revisi UU Pemilu.

BACA JUGA: MK Tolak Gugatan DPD RI Soal PT 20 Persen, Sultan Bereaksi, Begini Catatannya

"Salah satu tuntutan PKS di revisi UU Pemilu adalah sekarang yang kami JR (judicial review) itu. Karena revisi enggak jadi, enggak ada pintu lain bagi fraksi di DPR kecuali JR," kata Jazuli di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Senin (11/7). 

Dia menyebut PKS juga tidak mungkin meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatur ulang ketentuan presidential threshold dalam Perppu Pemilu nantinya. “PKS tahu diri juga karena oposisi dan jumlahnya cuma 50 dari 575," lanjutnya.

BACA JUGA: Arsul PPP Heran Atas Langkah PKS Uji Materi PT 20 Persen

Di sisi lain, Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al-Jufri mengakui pihaknya mendorong hadirnya capres alternatif melalui JR UU Pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK). Salim juga mengeklaim pihaknya telah menyiapkan tim dan kajian komprehensif dalam tuntutan tersebut. 

"Banyak pengamat melihat ajuan PKS dengan semua syarat-syarat yang diinginkan oleh MK itu sama kami ada semua," jelasnya.

BACA JUGA: Ajukan Uji Materi PT 20 Persen, PKS Minta Turun Sebegini

Sebelumnya, PKS resmi mengajukan gugatan uji materi terhadap pasal tentang syarat pencalonan presiden-wakil presiden ke MK, Rabu (6/7). 

PKS menjadi satu-satunya partai di parlemen yang menggugat syarat ambang batas pencalonan presiden itu. (mcr8/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler