jpnn.com, JAKARTA - Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyalurkan bantuan untuk korban tindak terorisme wilayah Kalimantan Timur.
Adapun bantuan itu berupa dana pendidikan dan kesehatan, serta koordinasi dukungan psikososia.
BACA JUGA: DPR Dorong Kementerian PUPR Mempercepat Program PKT di Desa hingga Pelosok
Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan terorisme menjadi pembelajaran bagi semua orang untuk saling menghargai antar sesama serta memberikan pendidikan tentang pentingnya menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
"Oleh sebab itu PKT berkomitmen mendukung upaya pemerintah dalam upaya penanggulangan terorisme dengan memberikan kontribusi sesuai peranannya di masyarakat," ungkap Rahmad dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (12/10).
BACA JUGA: Program Makmur PKT Dorong Pemberdayaan Petani
Adapun pemberian bantuan ini dilaksanakan di Jakarta, Senin, 10 Oktober 2022 dan dihadiri langsung oleh perwakilan para korban aksi terorisme.
Di acara yang sama juga dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerjasama antara BNPT dan PT Pupuk Indonesia (PERSERO) yang merupakan perusahaan induk dari PKT tentang Sinergitas Pencegahan Tindak Pidana Terorisme.
Menurut Rahmad, bentuk program pemulihan korban tindak pidana terorisme dilaksanakan dalam rangka pemenuhan hak-hak korban berupa bantuan medis, rehabilitasi psikososial, dan rehabilitasi psikologis, santunan bagi keluarga korban dalam hal korban tindak pidana terorisme meninggal dunia dan atau kompensasi.
Perjanjian kerja sama antara PKT dan BNPT disalurkan dalam bentuk dana bantuan pendidikan dan kesehatan dengan total sebesar Rp 407.244.000 untuk seluruh korban baik dari korban langsung serangan bom molotov 2016 dan korban tak langsung dari penyerangan Brimobda Kaltim di Maluku.
“Kami berharap dengan bantuan ini dapat memberikan semangat untuk para korban untuk menempuh pendidikan dan menghadapi proses pemulihan dari dampak secara fisik, psikologis ekonomi dan sosial yang telah dialami oleh para korban,” tambah Rahmad.
Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar M.H menyebut sinergi dan kolaborasi banyak pihak diperlukan untuk memerangi terorisme.
"Kami berikhtiar dengan semua pihak, mengajak semua melakukan kolaborasi agar bagaimana jati diri bangsa ini tetap exist sepanjang masa, tetap lestari sepanjang masa. Oleh karena itu, atas dasar kerja sama hari ini, bukan hanya kerja sama di lingkungan internal, dari jajaran BUMN atau PKT, tetapi juga bagaimana kita berkontribusi kepada masyarakat," ungkapnya.
Boy Rafli berharap usaha-usaha yang dilakukan bisa mempererat persatuan dan kesatuan melawan segala bentuk intoleransi radikal dan terorisme.
Perwakilan keluarga korban mengaku sangat bersyukur mendapatkan bantuan dana dari PKT.
"Saya juga terharu dan kaget juga disetujui sampai sebanyak itu. Terima kasih lah kepada Pupuk Kaltim. Terima kasih juga kepada BNPT yang telah mencari untuk dana ini,” ujar Sarina Gultom, Ibunda Trinity Hutahaean.
Provinsi Kalimantan Timur pun secara langsung maupun tidak langsung pernah mengalami terorisme. Yang pertama, terjadi secara tidak langsung pada 2005. Kala itu terjadi aksi teror berupa penyerangan ke lokasi tugas Brimobda Kaltim di Desa Loki, Maluku. Teror terjadi lewat penembakan petugas. Salah satu yang menjadi korban adalah Briptu Slamet Priyanto yang meninggal dunia. Almarhum meninggalkan seorang anak bernama Muqsith Syahid Aljabbar. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul