jpnn.com - JAKARTA - Komitmen calon Gubernur DKI Jakarta Agus Yudhoyono terhadap pemerintahan bersih serta pemberantasan korupsi masih diragukan banyak pihak. Keraguan tersebut didasari rekam jejak Partai Demokrat yang merupakan pengusung utama Agus.
Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro tidak etis melekatkan 'dosa-dosa' kader Demokrat dengan Agus. Apalagi hanya karena dia calon gubernur nomor urut 1 itu putra Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
BACA JUGA: Anies Pengin Jadi Pemimpin yang Dituruti Secara Sukarela
"Niat baik seseorang tidak bisa ditimpakan dengan kesalahan orang lain. Kita harus berfikir jernih, objektif. Agus itu kan calon yang mempunyai integritas," kata Siti saat dihubungi rmoljakarta, Minggu (27/11).
Menurut Siti, sebagai masyarakat kita harus adil. Selama pasangan calon tidak terkena isu integritas, niatnya mewujudkan birokasi yang bersih tidak perlu diragukan.
BACA JUGA: Sosialisasikan Program Agus-Sylvi, Relawan Lakukan Safari Wilayah
"Kita harus adil. Kalo mau ditarik, semua kader-kader pendukung juga ada yang korupsi," kata Siti.
Sebelumnya, pengamat Politik yang juga Komisaris LKBN Antara, Boni Hargens menilai kemunculan Agus dalam panggung politik ibu kota merupakan bagian dari skenario Partai Demokrat untuk menghidupkan kembali 'Gurita Cikeas' yang berjaya saat Indonesia dipimpin Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).
BACA JUGA: Siapa Agus? Apa yang Pernah Diberikan? Pernah Pimpin Berapa Orang?
Dengan demikian, kata Boni, janji kampanye AHY yang katanya bakal menerapkan tata kelola pemerintahan akuntabel, transparan, dan berintegritas, sangat sulit terealisasi karena dia berasal dari parpol yang sarat kasus korupsi.
"Tata kelola pemerintahan yang bersih itu cuma janji-janji manis AHY. Saya enggak yakin bisa. Dulu saja Demokrat punya tagline 'katakan tidak pada korupsi', tapi buktinya banyak kader Demokrat yang korupsi," kata Boni saat dihubungi rmoljakarta, Senin malam (14/11). (rmol/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies-Sandi Canangkan 200 Ribu Usaha Baru Masyarakat
Redaktur : Tim Redaksi