jpnn.com, JAKARTA - Pengamat terorisme yang juga Rektor IAIN Pontianak M. Syarif meyakini keputusan Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyetujui pembebasan bersyarat bagi Abu Bakar Baasyir bukan karena demi pencitraan jelang Pemilu 2019. Menurut Syarif, pertimbangan kemanusiaan jauh lebih menonjol dalam persoalan Baasyir.
“Pertimbangannya kan kemanusiaan. Ba'asyir sudah sepuh, 81 tahun, kesehatannya menurun, sakit-sakitan, butuh perawatan khusus bersama keluarga,” kata Syarif.
BACA JUGA: Kiai Maruf Tegaskan Pembebasan Baasyir Urusan Indonesia
Menurut Syarif pertimbangan itu cukup bijaksana. Apalagi, katanya, Baasyir pada akhir 2018 lalusudah memasuki masa pembebasan bersyarat setelah menjalani hukuman selama sembilan tahun dari vonis pengadilan selama 15 tahun.
“Karena tidak bisa dibantah, alasan kemanusiaan itu bukan dibuat-buat,” kata Syarif. Baca juga: Baasyir Ogah Bersumpah Setia kepada Pancasila, Begini Reaksi Pak Jokowi
BACA JUGA: Hasto Sebut Fadli Zon Sering Tak Proporsional Kritisi Jokowi
Lebih lanjut Syarif menilai ketakutan akan munculnya teror pasca-pembebasan bersyarat Baasyir merupakan hal berlebihan. Alasannya, Baasyir selain sudah sepuh juga telah ditinggalkan banyak pengikutnya.
“Enggak usah khawatir, aparat kita sangat paham soal ini,” tegasnya. Baca juga: Cerita Yusril tentang Keinginan Jokowi Bebaskan Baasyir dari Bui
BACA JUGA: Lewat Cara ini BTN Pacu Pembiayaan Perumahan di Sektor NonFormal
Syarif menambahkan, jika jika sampai ada indikasi Baasyir bakal terlibat terorisme lagi maka pembebasan bersyaratnya tinggal dicabut sehingga pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah itu tinggal dimasukkan ke penjara lagi. Syarif meyakini polisi punya kemampuan deteksi dini.
“Faktanya 2018 saja ada 396 terduga teroris yang ditangkap. Kemampuan polisi kita canggih, punya sistem deteksi dini dan diakui dunia,” ujarnya.
Karena itu Syarif mengatakan, pembebasan bersyarat Baasyir hendaknya tidak dikaitkan dengan elektabilitas Jokowi jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Dia meyakini elektabilitas Jokowi tergantung pada faktor kinerja.
Selain itu, Syarif menilai keputusan pemerintah memberikan pembebasan bersyarat bagi Baasyir bukan berarti Presiden Jokowi melunak dan berkompromi dengan pelaku terorisme. Sebab, keputusan itu juga mengedepankan hak asasi manusia.
“Artinya, pemerintahan Jokowi itu humanis namun sangat tegas soal terorisme,” pungkasnya.(jpc/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Doa dan Dukungan Santri Bikin Abah Merasa Happy
Redaktur : Tim Redaksi