Please, Tak Usah Bereuforia soal Indonesia Jadi ATT DK PBB

Minggu, 10 Juni 2018 – 21:58 WIB
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad H Wibowo dalam jumpa pers di ruang Fraksi PAN DPR, Kamis (29/3). Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Djadjad H Wibowo menilai Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sedang dilanda euforia setelah Indonesia memenangi voting pemilihan anggota tidak tetap (ATT) Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurutnya, posisi itu sebenarnya tidak terlalu istimewa karena peran sebagai anggota tidak tetap di DK PBB sangat terbatas.

“Saya sudah mengingatkan Kemlu agar jangan heboh-heboh amat. Peranan ATT di DK PBB itu sangat terbatas. Ada 126 negara yang pernah menjadi ATT DK PBB,” ujar Dradjad, Minggu (10/6).

BACA JUGA: Indonesia Jadi Anggota DK PBB, Roy Suryo Bilang Begini

Legislator PAN di DPR periode 2004-2009 itu mencontohkan Arab Saudi yang pada 17 Oktober 2013 terpilih sebagai ATT DK PBB, namun justru menolaknya. Padahal, negeri kerajaan itu mengantongi 176 suara untuk mewakili negara-negara Asia Pasifik di DK PBB.

Bahkan, Arab Saudi kala itu tak harus melalui voting. Sedangkan Indonesia memperoleh 144 suara dan harus melalui voting melawan Maldives.

BACA JUGA: Indonesia Masuk DK PBB, Ini Harapan MUI

“Hal ini sama dengan Jerman, Belgia, Afrika Selatan dan Republik Dominika yang terpilih bersama Indonesia untuk periode 2019-2020. Hanya Indonesia dan Maladewa yang harus masuk pemungutan suara,” ulas mantan pejabat di Badan Intelijen Negara (BIN) itu.

Arab Saudi, sambung Dradjad, memilih menolak duduk di DK PBB dengan sejumlah alasan. Antara lain karena salah satu badan utama PBB itu berstandar ganda sehingga tidak efektif dalam mengatasi konflik Israel-Palestina, pelucutan senjata nuklir di Timur Tengah dan penghentian perang saudara di Suriah.

BACA JUGA: Harapan Cak Imin atas Posisi RI Anggota Tidak Tetap DK PBB

Selanjutnya, kursi yang ditinggalkan Arab Saudi diisi oleh Yordania yang terpilih pada tanggal 6 Desember 2013 dengan 178 suara. Praktis, Arab Saudi menjadi satu-satunya negara yang pernah menolak duduk dalam DK PBB.

“Penolakan Arab Saudi tersebut adalah fakta yang diakui oleh banyak diplomat dunia. Ya memang begitulah DK PBB,” tutur wakil ketua Dewan Kehormatan PAN itu.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Politikus PAN: Jadi DK PBB Penting bagi Eksistensi Indonesia


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler