PLN Dinilai jadi Tulang Punggung Mencapai Target NZE Indonesia

Rabu, 06 Maret 2024 – 21:50 WIB
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi menyatakan sebagai upaya mendukung upaya transisi energi, perseroan sedang merevisi rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL). Foto: dok IDE KataData

jpnn.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) dinilai menjadi tulang punggung Indonesia dalam transisi energi menuju nol emisi bersih (net zero emission/NZE).

Sebab, perusahaan pelat merah itu memiliki andil besar dalam menekan emisi, terutama di sektor ketenagalistrikan.

BACA JUGA: Proliga 2024: Danai Merapat ke Jakarta BIN, Chamnan Menuju Jakarta Elektrik PLN?

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi menyatakan sebagai upaya mendukung upaya transisi energi, perseroan sedang merevisi rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL).

Hal itu diungkapkan Evy dalam Indonesian Data Economic and Conference (IDE) Katadata 2024 di Jakarta, Selasa (5/3).

BACA JUGA: PLN akan Penuhi Kebutuhan Listrik Warga hingga Pelosok, Agus Fatoni: Ini jadi Tugas

"Dalam RUPTL 2021-2030, rencana pengembangan pembangkit listrik mencapai 40,6GW. Jumlah tersebut, sebanyak 20,9 GW atau 52 persen berasal dari EBT. RUPTL tersebut diyakini menjadi yang paling hijau sepanjang sejarah Indonesia," beber Evy Haryadi.

PLN juga menyusun perencanaan baru yang akan berlaku sampai dengan 2040. PLN membidik penambahan porsi pembangkit listrik EBT mencapai 60 gigawatt (GW).

"Dari jumlah tersebut, sebanyak 75 persen di antaranya merupakan pembangkit EBT, seperti air, surya, dan panas bumi. Sisanya 25 persen akan berasal dari gas," ungkap Evy Haryadi.

Menurut Evy Haryadi, sebagai upaya mengurangi penggunaan fosil, PLN menghapus dari perencanaan ihwal pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebesar 13,3 GW.

“Kami berkomitmen tidak lagi membangun PLTU baru, kecuali yang sedang berjalan,” kata Evy seraya menambahkan bahwa perusahaan membidik pengurangan emisi CO2 dari berbagai upaya transisi energi tersebut mencapai 3,7 miliar ton.

PLN juga membuka peluang kerja sama dalam ikhtiar transisi energi, misalnya saja kolaborasi melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP), yang merupakan inisiatif pendanaan transisi energi senilai USD 20 miliar.

Sebelumnya, PLN menyebut telah mengidentifikasi 522 proyek energi hijau yang potensial dibiayai JETP, dengan kapasitas 15,1 GW sampai 2030.

Selain itu, Evy menyebutkan pihaknya berkolaborasi juga dengan institusi finansial, lembaga energi, maupun penyedia teknologi untuk keperluan transisi energi.

"PLN tengah mengincar kolaborasi dengan sejumlah entitas untuk penerapan teknologi carbon capture storage (CCS) maupun co-firing ammonia untuk PLTU, serta co-firing hidrogen untuk gas," ucapnya.

Seperti diketahui, sampai saat ini mayoritas pembangkit listrik di tanah air masih sangat bergantung pada energi fosil, khususnya batu bara. Berdasarkan data Energy Institute, persentase penggunaan batu bara untuk energi primer di Indonesia mencapai 45 persen.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler