Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko PLN, Murtaqi Syamsuddin, menyatakan bahwa proyek tersebut akan dikerjakan dengan melibatkan sektor swasta melalui skema Public Private Partnership (PPP)
BACA JUGA: DPR Setujui Kenaikan Anggaran Raskin
"Saat ini kita telah melaksanakan proses pemilihan partner dan telah menjaring tujuh calon investorBACA JUGA: Titik Rawan di Bea Cukai Akan Ditambah
Pemilihan pemenang proyek, sebut Murtaqi, akan dilaksanakan pada bulan September 2010 mendatang
BACA JUGA: 30 Proyek Tol Ditawarkan di Pameran
Murtaqi menjelaskan, pemenang tender akan mempersiapkan, membiayai, melaksanakan konstruksi serta operasional pembangkit listrik tersebutSemua fasilitas ini nantinya akan ditransfer kepemilikannya kepada PLN“Proyek ini akan menyerap sekitar 3000 tenaga kerja selama masa konstruksi dan sekitar 300 orang pada saat beroperasi nantiEfek berantai dari keberadaan proyek ini kami harapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi,” ujar Murtaqi
Nantinya, proyek pembangkit yang akan dikerjakan dengan pola build-own-operation-transfer (BOOT) tersebut akan mampu meningkatkan rasio elektrifikasi di Jawa Tengah yang sekarang ini baru mencapai 70,2%Penambahan kapasitas baru yang diperkirakan dapat beroperasi penuh sekitar Mei 2015 itu juga diyakini akan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah tersebut
"Merujuk studi yang dilakukan International Finance Corporation (IFC) dan Bank Dunia, menunjukkan bahwa economic internal rate of return (EIRR) proyek ini tergolong tinggi, yakni mencapai 27,14 persen dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi sampai enam persen," sebut Murtaqi
EIRR adalah rasio yang dipakai untuk mengukur output ekonomi yang diperoleh masyarakat atas suatu proyekSemakin besar EIRR, semakin tinggi tingkat manfaat proyek tersebut bagi masyarakat.
Lebih lanjut Murtaqi menjelaskan, PLN berkepentingan memperkuat struktur kelistrikan di Jawa Tengah mengingat pada tahun ini pertumbuhan permintaan listriknya akan mencapai 6,5 pesenPLN memperkirakan mulai 2011 dan seterusnya, permintaan kebutuhan energi listrik di Jawa Tengah akan naik rata-rata menjadi 7-8 persen per tahun seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang cenderung meningkatSementara pembangkit yang saat ini sudah ada di Jawa Tengah antara lain seperti Tanjung Jati, Rembang, Cilacap dan Tambak LorokNamun keberadaan pembangkit-pembangkit itu masih dianggap belum mampu mendukung permintaan di sistem kelistrikan Jawa saat ini
“Agar pembangunan PLTU Jawa Tengah ini dapat berjalan dengan lancar, PLN membutuhkan dukungan kuat dari jajaran Pemda Jateng, terutama untuk penetapan lokasi, proses perijinan dan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten serta mensosialisasikan proyek ini kepada masyarakat,” ujar Murtaqi seraya menambahkan bahwa PLN sudah menetapkan lima opsi lokasi pembangkit yang dianggap potensial, yakni di sepanjang pesisir Tegal sampai dengan Kendal.
Pada kesempatan itu, Murtaqi memaparkan, PLTU Jawa Tengah tersebut nantinya akan menggunakan teknologi pembakaran batubara yang bersih dan ramah lingkungan, yaitu dengan teknologi supercritical boiler atau ultra-supercritical boilerTeknologi serupa telah dipakai di beberapa negara seperti Jepang dan negara-negara Eropa, yang terbukti menghasilkan karbon lebih sedikit dibanding pembangkit lain yang menggunakan teknologi berbeda.(yud/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beras Raskin Mahal, Mutu Rendah
Redaktur : Tim Redaksi