PLN Matangkan Proyek PLTU 2000 MW di Jateng

Kamis, 15 April 2010 – 23:14 WIB
JAKARTA - PT PLN (Persero) terus mematangkan persiapan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2.000 MW di provinsi Jawa Tengah (Jateng)Pembangunan PLTU dengan nilai US$ 3 miliar itu bertujuan untuk mengantisipasi melonjaknya kebutuhan energi listrik di Jawa Tengah pada beberapa tahun mendatang.

Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko PLN, Murtaqi Syamsuddin, menyatakan bahwa proyek  tersebut akan dikerjakan dengan melibatkan sektor swasta melalui skema Public Private Partnership (PPP)

BACA JUGA: DPR Setujui Kenaikan Anggaran Raskin

"Saat ini kita telah melaksanakan proses pemilihan partner dan telah menjaring tujuh calon investor
Pemenangnya nanti akan menandatangani kerjasama dengan PLN selama 25 tahun,” kata Murtaqi usai bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo untuk menjelaskan perkembangan proyek PLTU 2000 MW di JAwa Tengah

BACA JUGA: Titik Rawan di Bea Cukai Akan Ditambah



Pemilihan pemenang proyek, sebut Murtaqi, akan dilaksanakan pada bulan September 2010 mendatang
Pembangkit yang menggunakan bahan bakar batubara tersebut diharapkan dapat beroperasi secara komersial pada Mei 2015

BACA JUGA: 30 Proyek Tol Ditawarkan di Pameran

Murtaqi menjelaskan, pemenang tender akan mempersiapkan, membiayai, melaksanakan konstruksi serta operasional pembangkit listrik tersebutSemua fasilitas ini nantinya akan ditransfer kepemilikannya kepada PLN
“Proyek ini akan menyerap sekitar 3000 tenaga kerja selama masa konstruksi dan sekitar 300 orang pada saat beroperasi nantiEfek berantai dari keberadaan proyek ini kami harapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi,” ujar Murtaqi

Nantinya, proyek pembangkit yang akan dikerjakan dengan pola build-own-operation-transfer (BOOT) tersebut akan mampu meningkatkan rasio elektrifikasi di Jawa Tengah yang sekarang ini baru mencapai 70,2%Penambahan kapasitas baru yang diperkirakan dapat beroperasi penuh sekitar Mei 2015 itu juga diyakini akan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah tersebut

"Merujuk studi yang dilakukan International Finance Corporation (IFC) dan Bank Dunia, menunjukkan bahwa economic internal rate of return (EIRR) proyek ini tergolong tinggi, yakni mencapai 27,14 persen dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi sampai enam persen," sebut Murtaqi

EIRR adalah rasio yang dipakai untuk mengukur output ekonomi yang diperoleh masyarakat atas suatu proyekSemakin besar EIRR, semakin tinggi tingkat manfaat proyek tersebut bagi masyarakat.

Lebih lanjut Murtaqi menjelaskan, PLN berkepentingan memperkuat struktur kelistrikan di Jawa Tengah mengingat pada tahun ini pertumbuhan permintaan listriknya  akan mencapai 6,5 pesenPLN memperkirakan mulai 2011 dan seterusnya, permintaan kebutuhan energi listrik di Jawa Tengah akan naik rata-rata menjadi 7-8 persen per tahun seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang cenderung meningkatSementara pembangkit yang saat ini sudah ada di Jawa Tengah antara lain seperti Tanjung Jati, Rembang, Cilacap dan Tambak LorokNamun keberadaan pembangkit-pembangkit itu masih dianggap belum mampu mendukung permintaan di sistem kelistrikan Jawa saat ini

“Agar pembangunan PLTU Jawa Tengah ini dapat berjalan dengan lancar, PLN membutuhkan dukungan kuat dari jajaran Pemda Jateng, terutama untuk penetapan lokasi, proses perijinan dan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten serta mensosialisasikan proyek ini kepada masyarakat,” ujar Murtaqi seraya menambahkan bahwa PLN sudah menetapkan lima opsi lokasi pembangkit yang dianggap potensial, yakni di sepanjang pesisir Tegal sampai dengan Kendal.

Pada kesempatan itu, Murtaqi memaparkan, PLTU Jawa Tengah tersebut nantinya akan menggunakan teknologi pembakaran batubara yang bersih dan ramah lingkungan, yaitu dengan teknologi supercritical boiler atau ultra-supercritical boilerTeknologi serupa telah dipakai di beberapa negara seperti Jepang dan negara-negara Eropa, yang terbukti menghasilkan karbon lebih sedikit dibanding pembangkit lain yang menggunakan teknologi berbeda.(yud/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beras Raskin Mahal, Mutu Rendah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler