jpnn.com - JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (persero) Sofyan Basyir memberi kabar terbaru tentang perkembangan proyek 35 ribu megawatt. Dia mengatakan, hingga saat ini proyek itu berkembang secara positif.
PLN mencatat, hingga Juli ini sudah ada 19 ribu MW pembangkit listrik baik yang dibangun oleh PLN atau swasta telah melalui Power Purchase Agreement (PPA).
BACA JUGA: Tiru Malaysia dan Singapura, Rini Ingin Hapus Peran Kementerian BUMN
PLN meminta kepada calon investor untuk menyetor uang jaminan senilai sepuluh persen dari total proyek. Tujuannya tak lain untuk memastikan keseriusan para peserta lelang atas rencana proyek yang akan berjalan.
"Kalau Anda pernah mendengar dispute masalah sepuluh persen uang muka yang harus diberikan oleh para investor di perbankan di Indonesia. Makanya, kami mencari para investor ini benar-benar bonafit sehingga sebelum financial closing, progress dari proyek mereka yang telah ditandatangan PPA sudah bisa jalan," katanya.
BACA JUGA: Yakin Pasar Membaik, Ciputra Group Genjot Proyek Baru
PLN mengemban tugas untuk membangun sepuluh ribu MW pembangkit listrik dan 46 ribu kilo meter (km) transmisi yang tersebar di seluruh Indonesia. Sofyan mengaku proses pembangunan pembangkit memang tak bisa instan.
Alasannya, persiapan lelang dan proses prakualifikasi hingga lelang memakan waktu cukup lama. Terkait dengan lamanya proses pemenuhan pembiayaan atau financial close ia menjelaskan bahwa proses audit memang tetap butuh waktu.
BACA JUGA: Semester Pertama, BTN Salurkan Kredit Rp 149 Triliun
Meski begitu, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat pengerjaan proyek-proyek infrastruktur, PLN tetap berupaya mengejar target percepatan pemenuhan pembiayaan atas sejumlah proyek listrik.
"Kredit ini bukan kredit Rp 500 miliar, bukan Rp 1 triliun. Mungkin juga anda boleh tanya kepada perbankan nasional juga, kalau sudah bicara mengevaluasi kredit Rp 20 triliun, Rp 30 triliun itu pasti memerlukan waktu yang cukup panjang,” ujarnya. (ers/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Literasi Keuangan Syariah Masih Rendah, Mahasiswa Jadi Incaran
Redaktur : Tim Redaksi