PLN Tanam 1.800 Pohon dan Dorong Pemanfaatan Electrifying Agriculture di Sumbar

Minggu, 01 Mei 2022 – 21:56 WIB
PLN menggelar penanaman 1.800 pohon secara simbolis di lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Masang II di Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Foto dok PLN

jpnn.com, SUMATERA BARAT - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus berupaya dalam mengurangi emisi global.

Di Sumatera Barat, PLN menanam 1.800 pohon secara simbolis di lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Masang II di Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

BACA JUGA: Diduga Sindir Artis yang Hobi Berutang Tetapi Kerap Pamer Kemewahan, Gisel Jawab Begini

Pelaksanaan Hari Bumi 2022 tersebut dihadiri Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Unit Induk Wilayah Sumatera Barat, Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Tengah dan UIKL Sumatera Bagian Selatan.

Executive Vice President Health, Safety, Security, and Environment (EVP HSSE), Komang Parmita menjelaskan penanaman pohon juga bertujuan memastikan kontinuitas debit air, sekaligus meminimalkan sedimentasi di daerah tangkapan air PLTA Masang II.

BACA JUGA: PLN Mobile Siap Layani Kebutuhan Pelanggan Saat Lebaran, Bisa Dimonitor Langsung

Pohon yang ditanam di kawasan pembangkit listrik energi baru terbarukan itu termasuk jenis produksi, sebanyak 1.200 pohon. Sedangkan sisanya merupakan pohon pelindung.

Diharapkan penanaman pohon itu juga berdampak meningkatkan penghasilan masyarakat sekitar.

BACA JUGA: Niat Doa Zakat Fitrah Lengkap, Baik Untuk Diri Sendiri, Pasangan, Keluarga dan Anak

Penanaman pohon juga bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dijalankan oleh PLN. Menurut Komang, PLN juga berkomitmen mengembangkan energi hijau di Sumatera Barat.

Salah satunya dengan pembangunan PLTA Masang II berkapasitas 2x22 megawatt (MW) di lahan seluas 89,7 hektare. PLTA itu mulai dibangun pada 2023 dan ditargetkan beroperasi pada 2027.

Adapun pendanaannya berasal dari Badan Pembangunan Prancis atau Agence Francais de Developpement (AFD).

“PLTA ini akan meningkatkan bauran energi baru-terbarukan sekaligus mendukung pengurangan emisi 29% pada 2030,” ujar Komang.

Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan sosialisasi pengelolaan Fly Ash Bottom Ash (FABA) sebagai limbah non-B3 PLTU Ombilin. PLN telah memanfaatkan FABA menjadi produk yang bernilai ekonomis seperti pembuatan pupuk, batako, paving block, pembuatan rumah.

"Ini adalah batako dari FABA yang sangat kuat dan tentunya sangat bermanfaat untuk kita semua. Mari kita memanfaatkan FABA untuk pembangunan dan tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ungkap Komang.

Penyerahan batako tersebut dilakukan secara simbolis dari EVP HSSE ke General Manager Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Tengah, Alland Asqolani untuk digunakan sebagai bahan konstruksi PLTA Masang.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Barat Herry Martinus mengapresiasi upaya PLN dalam menjaga lingkungan dan mengurangi emisi.

“PLN sebagai BUMN terdepan ikut berperan aktif menjaga bumi dan menjadi salah satu dari sedikit perusahaan dan instansi yang memperingati Hari Bumi di Sumatera Barat,” kata Herry.

Herry optimistis program tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dijalankan PLN dapat bersinergi dengan program pemerintah Sumatera Barat untuk mengatasi berbagai persoalan lingkungan hidup.

PLN juga menggelar program tanggung jawab sosial-lingkungan untuk petani tebu di Bukittinggi.

PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Barat memberikan bantuan berupa elektro motor untuk kilang tebu yang dikelola kelompok tebu inovatif di Kabupaten Agam.

General Manager PLN UIW Sumatera Barat, Toni Wahyu Wibowo, mengatakan mesin listrik seharga Rp 121 juta itu menggantikan mesin diesel yang selama ini digunakan oleh petani tebu. Menurut Toni, ada 200 pabrik pengolahan tebu di daerah Matur dan Canduang yang masih menggunakan captive power.

“Peralihan menggunakan mesin bermotor listrik ini akan membuat penggilingan tebu menjadi lebih modern dan berteknologi canggih sehingga produksi meningkat,” kata Toni.

Peralihan ke mesin listrik juga akan mengurangi tingkat kehilangan hasil atau susut panen yang masih tinggi.

Peralihan itu menjadi bentuk penerapan electrifying agriculture yang selama ini terbukti mampu meningkatkan hasil produksi. Juga, mengurangi polusi yang dihasilkan oleh mesin diesel.

Dengan peningkatan produksi itu, otomatis penghasilan pengusaha ikut bertambah.

“Harapan kami ke depan para pengusaha penggilingan tebu seluruhnya semakin terbuka wawasan serta pengetahuan untuk beralih dari pola pengolahan tebu yang konvensional menjadi modern dengan mekanisme penggerak gilingan tebu berbasis listrik yang lebih menguntungkan dan bebas polusi udara,” ungkap Herry.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yang Perlu Diperhatikan Dalam Oral Seks, Tidak Boleh Mengabaikan Hukum!


Redaktur : Yessy Artada
Reporter : Yessy Artada, Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler