PLN Tarakan Pertahankan TDL

Minggu, 25 Juli 2010 – 08:08 WIB

TARAKAN – Sekretaris Perusahaan (Sekper) PT PLN Tarakan, Muyoto menampik adanya isu yang berkembang bahwa PLN Tarakan bakal kembali menaikkan tarif listriknyaKabar yang berkembang, PLN Tarakan akan mengikuti skema kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang diberlakukan PLN pusat secara nasional, yakni naik 10 persen (lagi) bagi pengguna non 450 dan 900 KWh

BACA JUGA: Janji Dongkrak Daya Saing Kakao



Menurut Muyoto, Tarakan tidak akan terkena imbas kenaikan tersebut
Pasalnya, mulai April 2010 lalu atas persetujuan Pemerintah Kota Tarakan dan DPRD, tarif tenaga listrik (TTL) yang diberlakukan di Tarakan telah dinaikkan menjadi Rp 890 per-KWh, dan tidak berlaku pada pelanggan berkapasitas 450 dan 900 KWh

BACA JUGA: Pemerintah Klaim Harga Sembako Turun



Kesepakatan kenaikan itu pun telah dipayungi hukum dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Tarakan No
1 tahun 2010

BACA JUGA: Darmin Diharapkan Bisa Jaga Harmoni Pemerintah-BI

“Tarakan tidak akan kena imbas kenaikan TDL secara nasional ituTTL Tarakan tidak ada hubungannya dengan TDL nasional,” tegas Muyoto kepada Radar Tarakan (grup JPNN), Sabtu (24/7).

PT PLN Tarakan, kata Muyoto, memang memiliki otoritas sendiri untuk mengelola pelayanan kelistrikan di Kota TarakanSehingga, persoalan penyediaan kelistrikan, pengambilan kebijakan menaikkan tarif dan sebagainya murni dikelola sendiriDi Indonesia hanya PT PLN Tarakan dan Batam yang diberi kewenangan khusus oleh PLN pusat mengelola penyediaan kelistrikannya sendiri.

“PLN Tarakan punya otoritas sendiriJadi kepada masyarkat saya himbau jangan sampai terprovokasiIsu itu tidak benarKenaikan TDL pusat tidak ada kaitannya dengan tarif di TarakanKarena kita mengelola sendiriMengenai tarif pun berdasarkan persetujuan DPRD dan Pemerintah kota,” jelasnya.

Lagipula, sambung Muyoto, berdasar pada Perda 1/2010 tentang kenaikan TTL Kota Tarakan, PT PLN tetap berupaya memperbaiki pelayanan kelistrikan dan tetap menjalankan sesuai dengan TTL dalam perdaTapi memang diakuinya, ada kesamaan persoalan ketika ada kebijakan untuk menaikkan tarifSeperti yang terjadi di Tarakan, adanya biaya produksi dan operasi yang terus membengkak, menjadi penyebab harus dinaikkannya tarif listrik.

“Sebelum kenaikan listrik di Tarakan, persoalannya juga samaBiaya produksi semakin meningkat sedangkan beban puncak bertambahUntuk menutup terjadinya defisit bahkan sampai byar-pet, kenaikan tarif jadi alternatifnyaDi samping memikirkan juga alternatif lainnya, seperti pembangunan PLTU dan sebagainya,” ungkap Muyoto seraya menambahkan, PLN Tarakan akan terus berupaya menjaga pasokan listrik di Tarakan tetap aman.(dta/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Investor Inggris Minati Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler