PALEMBANG – Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dengan bahan bakar gas alam terkompresi atau compressed natural gas (CNG) pertama di Indonesia yang berlokasi di Jakabaring, akan diresmikan 16 April mendatang. Ini diungkap Kepala Biro (Karo) Perekonomian Pemprov Sumsel, Muhar Lakoni SE MSi, usai rapat tertutup di kantor Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PDPDE), Kamis (28/3).
”Ini tentu akan menjadi even bersejarah, mengingat baru pertama kali ada pembangkit berbahan baku CNG," ujarnya. Menurutnya, ini inovasi terbaru di Sumsel untuk membantu PLN mengurangi masalah kelistrikan. Juga dalam upaya mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) untuk pengadaan listrik.
Menurut Muhar, pembangunan PLTG ini bertujuan mengatasi masalah kelistrikan di Sumsel, khususnya Metropolis ketika beban puncak. "Jadi kalau bisa, mati lampu itu terpaksa karena memang benar-benar ada kerusakan yang sangat fatal. Jangan sampai kita kalah dengan Singapura, yang katanya tidak pernah mati lampu," imbuhnya.
Diketahui, pada November 2012 lalu, Menteri BUMN Dahlan Iskan meninjau lokasi PLTG CNG di Jakabaring ini. Diakuinya, pembangkit berbahan bakar CNG itu merupakan yang pertama di Indonesia. ”Diharapkan ke depan dapat dikembangkan sehingga mengurangi beban biaya operasional PLN," katanya saat itu.
PLTG CNG ini memiliki kapasitas sekitar 60 megawatt (MW), diharapkan mampu memenuhi pertumbuhan kebutuhan energi listrik di Kota Palembang yang sedang berkembang pesat. CNG merupakan alternatif bahan bakar selain bensin atau solar yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
Proses pembuatan CNG untuk energi pembangkit listrik tersebut dengan melakukan kompresi metana yang diekstrak dari gas alam kemudian dipadatkan dan disimpan dalam tabung serta didistribusikan dalam bejana tekan untuk mengoperasikan pembangkit listrik. Ia menambahkan, jika operasional pembangkit ini berjalan baik dan mampu menghemat biaya, PLN akan segera mengembangkannya ke seluruh Indonesia.
Latar belakang pembangunan PLTG CNG karena banyaknya sumber-sumber gas dalam skala kecil. Seperti di Jakabaring, ditemukan gas 3,5 mmscfd. Kalau dikirim melalui pipa puluhan kilometer ke pembangkit di Borang, maka gas yang sampai akan semakin kecil karena terjadi loss. Makanya, dibangunlah pembangkit di lokasi dimana gas ditemukan.
Menurut hitung-hitungan, kalau mau dibangkitkan, gas sejumlah itu tidak sampai menghasilkan listrik 12 MW. Makanya dipadatkan dulu hingga 250 kali pemadatan untuk menghasilkan energi yang lebih besar.
Informasi dari Manajer bidang Distribusi PLN WS2JB, Bob Saril, uji coba PLTG CNG ini telah dimulai sejak Januari lalu. Saat ini, pembangkit itu telah berproduksi. Memang, pada 16 April rencananya akan diresmikan. ”Akan hadir direksi PLN,” ucapnya.(cj6/ce2)
”Ini tentu akan menjadi even bersejarah, mengingat baru pertama kali ada pembangkit berbahan baku CNG," ujarnya. Menurutnya, ini inovasi terbaru di Sumsel untuk membantu PLN mengurangi masalah kelistrikan. Juga dalam upaya mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) untuk pengadaan listrik.
Menurut Muhar, pembangunan PLTG ini bertujuan mengatasi masalah kelistrikan di Sumsel, khususnya Metropolis ketika beban puncak. "Jadi kalau bisa, mati lampu itu terpaksa karena memang benar-benar ada kerusakan yang sangat fatal. Jangan sampai kita kalah dengan Singapura, yang katanya tidak pernah mati lampu," imbuhnya.
Diketahui, pada November 2012 lalu, Menteri BUMN Dahlan Iskan meninjau lokasi PLTG CNG di Jakabaring ini. Diakuinya, pembangkit berbahan bakar CNG itu merupakan yang pertama di Indonesia. ”Diharapkan ke depan dapat dikembangkan sehingga mengurangi beban biaya operasional PLN," katanya saat itu.
PLTG CNG ini memiliki kapasitas sekitar 60 megawatt (MW), diharapkan mampu memenuhi pertumbuhan kebutuhan energi listrik di Kota Palembang yang sedang berkembang pesat. CNG merupakan alternatif bahan bakar selain bensin atau solar yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
Proses pembuatan CNG untuk energi pembangkit listrik tersebut dengan melakukan kompresi metana yang diekstrak dari gas alam kemudian dipadatkan dan disimpan dalam tabung serta didistribusikan dalam bejana tekan untuk mengoperasikan pembangkit listrik. Ia menambahkan, jika operasional pembangkit ini berjalan baik dan mampu menghemat biaya, PLN akan segera mengembangkannya ke seluruh Indonesia.
Latar belakang pembangunan PLTG CNG karena banyaknya sumber-sumber gas dalam skala kecil. Seperti di Jakabaring, ditemukan gas 3,5 mmscfd. Kalau dikirim melalui pipa puluhan kilometer ke pembangkit di Borang, maka gas yang sampai akan semakin kecil karena terjadi loss. Makanya, dibangunlah pembangkit di lokasi dimana gas ditemukan.
Menurut hitung-hitungan, kalau mau dibangkitkan, gas sejumlah itu tidak sampai menghasilkan listrik 12 MW. Makanya dipadatkan dulu hingga 250 kali pemadatan untuk menghasilkan energi yang lebih besar.
Informasi dari Manajer bidang Distribusi PLN WS2JB, Bob Saril, uji coba PLTG CNG ini telah dimulai sejak Januari lalu. Saat ini, pembangkit itu telah berproduksi. Memang, pada 16 April rencananya akan diresmikan. ”Akan hadir direksi PLN,” ucapnya.(cj6/ce2)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kawah Timbang Berstatus Siaga
Redaktur : Tim Redaksi