JAKARTA – PT PLN (Persero) dan PT Sumber Segara Primadaya (S2P) kembali menandatangani perubahan perjanjian pembelian tenaga listrik. Ini menyusul proyek pengembangan listrik swasta (independent power producer/IPP) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap Ekspansi dengan kontrak kapasitas 1x614 megawatt (MW).
Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, PLTU Cilacap Ekspansi akan dibangun bersebelahan dengan PLTU Cilacap eksisting, di Desa Karang Kandri, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
Energi listrik yang dihasilkan akan disalurkan ke sistem transmisi Jawa-Bali PLN melalui jaringan transmisi 500 kilo Volt (kV) atau saluran udara tegangan ekstratinggi (SUTET) sepanjang 2 kilometer ke gardu induk tegangan ekstra tinggi (GITET) 500 kV Adipala. Transmisi 500 kV ini akan dibangun oleh PLN.
’’Keberadaan PLTU Cilacap ekspansi ini pada saatnya nanti akan memperkuat pasokan listrik, meningkatkan mutu dan keandalan serta meningkatkan efisiensi,’’ ujar Bambang di Jakarta kemarin.
Direktur Operasi PT Sumber Segara Primadaya Hari Satria menjelaskan, pekerjaan konstruksi PLTU Cilacap Ekspansi diperkirakan memakan waktu 36 bulan dan dijadwalkan mulai beroperasi secara komersial (commercial operation date/COD) pada 2016.’’Pembangkit ini akan mensuplai energi listrik ke sistem Jawa-Bali sebesar 4.300 giga watt hour (GWH) per tahun,’’ katanya.
S2P adalah pengembang PLTU Cilacap 2x281 MW yang sudah memasok dan menjual listrik ke PLN sejak 2006. Dalam mengembangkan proyek ekspansi ini, sebagaimana proyek sebelumnya, S2P tidak mensyaratkan adanya jaminan dari pemerintah.
S2P menargetkan kepastian pendanaan proyek akan dapat diperoleh dalam jangka waktu maksimum enam bulan sejak penandatanganan perjanjian kedua ini.
Untuk proyek ini, sesuai proposalnya, S2P akan memasang mesin dan peralatan utama buatan China dengan teknologi yang lebih efisien yakni dengan menggunakan supercritical boiler dan flue-gas desulphurization (FGD), suatu teknologi yang mampu menghilangkan sulfur dioksida (SO2) dari gas buang bahan bakar batu bara pembangkit, sehingga lebih ramah lingkungan dibanding pembangkit eksisting.
’’Sedangkan balance of plant dari proyek ini akan memasang juga peralatan dengan mesin dan peralatan buatan dalam negeri, Eropa, dan Amerika. Diperkirakan proyek ini akan menelan total biaya sekitar USD 950 juta,’’ papar Satria. (lum)
Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, PLTU Cilacap Ekspansi akan dibangun bersebelahan dengan PLTU Cilacap eksisting, di Desa Karang Kandri, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
Energi listrik yang dihasilkan akan disalurkan ke sistem transmisi Jawa-Bali PLN melalui jaringan transmisi 500 kilo Volt (kV) atau saluran udara tegangan ekstratinggi (SUTET) sepanjang 2 kilometer ke gardu induk tegangan ekstra tinggi (GITET) 500 kV Adipala. Transmisi 500 kV ini akan dibangun oleh PLN.
’’Keberadaan PLTU Cilacap ekspansi ini pada saatnya nanti akan memperkuat pasokan listrik, meningkatkan mutu dan keandalan serta meningkatkan efisiensi,’’ ujar Bambang di Jakarta kemarin.
Direktur Operasi PT Sumber Segara Primadaya Hari Satria menjelaskan, pekerjaan konstruksi PLTU Cilacap Ekspansi diperkirakan memakan waktu 36 bulan dan dijadwalkan mulai beroperasi secara komersial (commercial operation date/COD) pada 2016.’’Pembangkit ini akan mensuplai energi listrik ke sistem Jawa-Bali sebesar 4.300 giga watt hour (GWH) per tahun,’’ katanya.
S2P adalah pengembang PLTU Cilacap 2x281 MW yang sudah memasok dan menjual listrik ke PLN sejak 2006. Dalam mengembangkan proyek ekspansi ini, sebagaimana proyek sebelumnya, S2P tidak mensyaratkan adanya jaminan dari pemerintah.
S2P menargetkan kepastian pendanaan proyek akan dapat diperoleh dalam jangka waktu maksimum enam bulan sejak penandatanganan perjanjian kedua ini.
Untuk proyek ini, sesuai proposalnya, S2P akan memasang mesin dan peralatan utama buatan China dengan teknologi yang lebih efisien yakni dengan menggunakan supercritical boiler dan flue-gas desulphurization (FGD), suatu teknologi yang mampu menghilangkan sulfur dioksida (SO2) dari gas buang bahan bakar batu bara pembangkit, sehingga lebih ramah lingkungan dibanding pembangkit eksisting.
’’Sedangkan balance of plant dari proyek ini akan memasang juga peralatan dengan mesin dan peralatan buatan dalam negeri, Eropa, dan Amerika. Diperkirakan proyek ini akan menelan total biaya sekitar USD 950 juta,’’ papar Satria. (lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LPPNPI Dibentuk untuk Saingi Singapura
Redaktur : Tim Redaksi