TANGERANG - Beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar, Tangerang, membuat beban kerja di PLTU dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Karang dapat berkurang. Selama ini, pembangkit yang berada di Jakarta Utara tersebut selalu menjadi andalan pemasok listrik untuk Jakarta dan Banten.
Sebanyak 11 unit pembangkit yang dimiliki pembangkit yang memakai bahan bakar berupa bahan bakar minyak (BBM) dan gas tersebut sangat jarang berhenti. Namun, hal tersebut sudah dapat dilakukan. Sudah ada pasokan pengganti dari PLTU Lontar yang memiliki daya 3 X 315 Mega Watt (MW).
Asisten Engineering Rencana dan Evaluasi PLN Region Jakarta Banten Hery Kristianto mengatakan, PLTU dan PLTGU Muara Karang memiliki 11 unit pembangkit. Total daya yang dihasilkan mencapai 1610 MW.’’Muara Karang berdasarkan informasi kemarin untuk steam turbin 1,2, dan 3 tidak operasi. Masing-masing dayanya 75 MW. Ada pemeliharaan,’’ ungkap Hery saat melakukan pemeriksaan di Gardu Induk (GI) New Tangerang di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Kamis (9/2).
Tidak beroperasinya 3 pembangkit tersebut, lanjut Hery, karena sistem merit order antara PLTU Lontar dan PLTU Muara Karang. Kekurangan daya langsung ditutup pasokan dari Lontar. ’’Sistem itu menentukan pembangkit mana yang beroperasi atau tidak,’’ ujarnya.
Dengan begitu, kata Hery, ada kemungkinan pembangkit steam turbin unit 4 dan 5 yang masih menggunakan BBM di Muara Karang bisa tidak beroperasi. Daya kedua pembangkit tersebut hanya 400 MW. Karena baru 2 pembangkit di PLTU Lontar yang beroperasi dengan daya masing-masing 315 MW dari PLTU Lontar, maka daya tersebut sudah dapat ditutupi.’’Pada saat nanti 3 unit PLTU Lontar beroperasi akan memasok Jakarta sekitar 500 MW. Hal ini akan dapat menghemat pemakaian BBM sekitar Rp 488 miliar per bulan,’’ papar Hery.
Dikatakan Hery, pasokan dari PLTU Lontar akan dialirkan ke GI New Tangerang sebelum ke Jakarta. Pasokan baru tersebut juga bisa memasok listrik untuk Bandara Soekarno-Hatta.
Asisten Manajer Public Relation PLN Wisnu Yulianto menambahkan, dengan adanya tambahan dari PLTU Lontar, kemungkinan pembangkit di Muara Karang hanya beroperasi hanya berbahan bakar gas (GT) dan steam gas. Yaitu pembangkit GT unit 11,12, dan 13. Masing-masing dayanya 100 MW. Sedangkan steam gas unit 21 dan 22 dengan daya 250 MW.
’’Kalau dari lontar masuk sini, Muara Karang pakai gas. Hanya, kita belum sepenuhnya dapat pasokan gas yang cukup sesuai kebutuhan. Makanya nanti pembangkit yang pakai gas juga bisa di-shutdown untuk pemeliharaan,’’ jelasnya.
Tambahan daya, lanjut Wisnu, sebanyak 300 MW melalui GI New Tangerang membuat sistem kelistrikan di Jakarta makin andal. Beban puncak di Jakarta dan Tangerang saat ini mencapai 5.800 MW yang dipasok dari sejumlah GI. (cdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jatim Tolak Jadi Pintu Masuk Impor
Redaktur : Tim Redaksi