PLTU Ombilin Manfaatkan Limbah Serbuk Kayu Untuk Gantikan Batu Bara, Perekonomian Masyarakat Meningkat

Rabu, 28 Agustus 2024 – 22:37 WIB
Proses penyediaan sawdust oleh masyarakat yang nantinya digunakan untuk energi primer pengganti batu bara di PLTU Ombilin yang mengusung konsep ekonomi kerakyatan. Foto dok PLN IP

jpnn.com, SUMATERA BARAT - PLN Indonesia Power (PLN IP) terus menggenjot penggunaan biomass di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) melalui program cofiring.

Kali ini di PLTU Ombilin, Sumatera Barat limbah serbuk kayu atau sawdust dimanfaatkan sebagai alternatif untuk campuran batu bara.

BACA JUGA: PLN Indonesia Power Manfaatkan Green Ammonia untuk Energi Primer PLTU

Selain sebagai green booster dalam akselerasi transisi energi di Tanah Air, hal ini pun menimbulkan dampak ganda yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, PLTU Ombilin telah menerapkan ujicoba cofiring dengan memanfaatkan biomassa berupa sawdust sejak Mei 2023.

BACA JUGA: BATIC 2024 Siap Berikan Kontribusi yang Signifikan Terhadap Kinerja Bisnis Telkom Group

Ini merupakan komitmen PLN Indonesia Power melalui Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Ombilin dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia.

"Penggunaan biomassa di unit pembangkit PLN IP ini akan turut menurunkan emisi yang berasal dari sektor ketenagalistrikan, hal ini merupakan dukungan korporasi sebagai key player sektor hulu kelistrikan kepada Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emision pada tahun 2060," kata Edwin.

BACA JUGA: Hari Pertama BATIC 2024: Dirut Telkom Paparkan Hal ini

PLN Indonesia Power UBP Ombilin telah menggunakan 6.540,96 ton sawdust yang menghasilkan daya listrik sebesar 4.995,19 Megawatt hour (MWh) untuk menopang kelistrikan di wilayah Sumatera Bagian Tengah.

"Penggunaan biomass untuk bahan bakar cofiring PLTU Ombilin akan terus ditingkatkan sampai dengan 5 persen untuk tahun 2024 hingga 2025," tuturnya.

Selain menggunakan limbah serbuk kayu atau sawdust, sumber lain yang digunakan untuk biomass cofiring berasal dari tanaman energi yang ditanam pada lahan kering atau dibudidayakan pada kawasan hutan tanaman energi seperti pohon kaliandra, gamal dan lamtoro.

Dalam proses penyediaan sawdust PLN Indonesia Power UBP Ombilin mengusung konsep ekonomi kerakyatan, di mana masyarakat dilibatkan dalam menyediakan bahan baku sawdust.

Dengan begitu, program cofiring ini tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi karbon dan transisi energi, namun juga meningkatkan perkonomian masyarakat secara langsung.

"Program ujicoba cofiring ini memberikan banyak manfaat, dari sisi korporasi maupun juga dari sisi masyarakat. Di mana program ini turut meningkatkan penghasilan bagi masyarakat dengan memasok sawdust ke PLTU Ombilin," tutur Edwin.

Idris, salah seorang masyarakat Desa Tanjung Kalieng, Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung mengatakan dengan adanya pemanfaatan serbuk kayu menjadi menjadi sawdust melalui program cofiring memberikan beragam keuntungan.

Biasanya serbuk kayu tersebut hanya menjadi limbah, tetapi kini sampah tersebut memiliki nilai ekonomi sehingga masyarakat memiliki penghasilan tambahan.

“Dengan adanya program ujicoba cofiring dari PLTU Ombilin ini sangat menguntungkan bagi kami selaku masyarakat, selain tidak lagi menjadi tumpukan limbah yang menggunung dan pemanfaatan limbah ini juga dapat mengurangi potensi polusi, dimana dulunya kami mempunyai kebiasaan melakukan pembakaran untuk mengurangi tumpukan di sawmill, kami dapat menjualnya sebagai tambahan penghasilan bagi anggota kelompok yang bekerja disini," seru Idris.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler