jpnn.com, PROBOLINGGO - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton 1 dan 2 yang dikelola oleh anak usaha PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang terletak di Kabupaten Probolinggo kembali mendapat kunjungan ribuan ubur- ubur, sejak Sabtu (25/4) lalu.
General Manager PJB Unit Pembangkitan (UP) Paiton 1 dan 2, Mustofa Abdillah mengatakan ribuan ubur-ubur itu bergerak secara massif dari arah barat dan terlihat di sekitar bawah conveyor (alat pemindah) batubara pada pukul 03:30 WIB dinihari.
BACA JUGA: Ubur-Ubur Terdampar di Pantai
"Kondisi per Selasa ini pada pukul 10:00 WIB, ubur- ubur masih terlihat banyak di sekitar canal intake," ujar Mustofa.
Berbeda dengan 2016, kali ini PT PJB sudah mempersiapkan langkah penanganan untuk menjaga keberlangsungan penyediaan listrik di pembangkit yang memiliki daya terpasang 800 megawatt (MW) tidak terganggu.
BACA JUGA: KAI Percepat Pengembalian Uang Pembatalan Tiket Kereta Api
“Berkaca pada pengalaman pada 2016 lalu, kali ini kami lebih siap dan alhamdulillah metode-metode yang telah kami lakukan tersebut telah terbukti berhasil dan bisa kami kendalikan,” terang Mustofa.
PJB memastikan menggunakan metode kehati-hatian dan ramah lingkungan untuk menjaga biota laut ini tidak masuk ke dalam mesin pembangkit dan tetap terjaga kelestariannya. Ubur-ubur dikendalikan dengan 3 lapis pengaman berupa jaring-jaring.
BACA JUGA: Zaskia Gotik Disebut jadi Orang Ketiga, Mantan Istri Sirajuddin Mahmmud Bilang Begini
Jaring pertama di pasang di canal intake atau tempat masuk air laut yang berfungsi sebagai pendingin kondensor unit pembangkit.
Jaring-jaring ini adalah pengaman pertama untuk mencegah ubur-ubur masuk ke dalam canal intake.
Jaring pengaman kedua ditempatkan di wilayah pompa, hal ini dilakukan untuk menghindari ubur-ubur tersedot pompa.
Ketiga, jaring dipasang di depan area mesin untuk menghindari ubur-ubur masuk ke dalam komponen mesin dan mengganggu operasional PLTU.
Selain pengamanan internal tersebut, PJB juga menggandeng nelayan di sekitar unit pembangkit untuk melakukan penanganan kunjungan ubur-ubur ini.
Dengan menggunakan tujuh perahu nelayan, ubur-ubur dijaring menggunakan jala nelayan lalu digiring dan dilepas di tengah laut dengan tujuan menjaga kelestarian lingkungan dan tidak membunuh ubur-ubur.
Sebanyak 15 personil yang dibantu oleh nelayan sekitar bersiaga selama 24 jam dengan sistem shift untuk menjaring ubur-ubur.
“Personil ditempatkan di titik penempatan jaring untuk menghalau potensi masuknya ubur-ubur ke area unit pembangkit Paiton,” terang Mustofa.
Direktur Utama PT PJB, Iwan Agung Firstantara menegaskan pihaknya tetap berkomitmen untuk menjaga keandalan pasokan listrik, khususnya di Sistem Kelistrikan Jawa Bali.
“Kejadian ini bukan hal yang mudah bagi kami, karena serangan ubur-ubur ini terjadi pada saat pandemi Covid 19 dan di tengah bulan Ramadan, namun sebagai lini terdepan kelistrikan kami berkomitmen untuk mengatasi kejadian ini dengan sepenuh hati,” pungkas Iwan.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy